Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiEkonomi Lemot, Jumlah Uang Beredar Terus Menurun​​​​​​​

Ekonomi Lemot, Jumlah Uang Beredar Terus Menurun​​​​​​​

Bank Indonesia (BI) melaporkan, Jum’at (22/11/2024), likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2024 tumbuh 6,7 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp9.078,6 triliun. Lebih rendah dibanding pertumbuhan September sebesar 7,2 persen (yoy) dan Agustus 7,3 persen (yoy).

Pertumbuhan uang beredar Oktober itu didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,1 persen (yoy), dan uang kuasi 4,2 persen (yoy).

Pada September 2024 pertumbuhan M1 tercatat 6,9 persen (yoy) dan uang kuasi 5,3 persen (yoy), pada Agustus 7,0 persen (M1) dan 5,6 persen (uang kuasi).

M2 adalah M1 serta uang kuasi dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter, dan dimiliki swasta domestik dengan sisa jangka waktu (tenor) sampai 1 tahun.

Sementara M1 adalah uang kertas dan logam (uang kartal) yang dipegang masyarakat, termasuk tabungan yang bisa ditarik sewaktu-waktu dan giro rupiah. Sedangkan uang kuasi adalah simpanan berjangka (deposito) dan tabungan lain (rupiah dan valas) serta giro valas.

Menurut BI, perkembangan M2 pada Oktober 2024 itu terutama dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus).

Penyaluran kredit stagnan 10,4 persen (yoy) dibanding September, dan merosot dibanding Agustus 2024 sebesar 10,9 persen (yoy) dan Juli 2024 sebesar 11,7 persen (yoy).

Kredit di sini hanya dalam bentuk pinjaman (loans), tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman seperti surat berharga, tagihan akseptasi, dan tagihan repo.

Kredit yang dimaksud juga tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk (orang asing).

Sementara itu tagihan bersih kepada Pempus terkontraksi 0,1 persen (yoy), setelah tumbuh 12,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Sedangkan aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 1,6 persen (yoy), setelah terkontraksi (minus) 0,3 persen (yoy) pada September 2024.

Baca juga: Ekonomi Memang Lagi Lemot, Data Ini Menunjukkannya

Uang beredar adalah indikator aktivitas ekonomi. Penurunan uang beredar mengindikasikan menurunnya likuiditas untuk transaksi dan aktivitas ekonomi.

Salah satu petunjuk lesunya aktivitas ekonomi itu adalah penyaluran kredit. Data BI di atas mengungkapkan, penyaluran kredit Oktober 2024 stagnan, dan tagihan bersih kepada Pempus terkontraksi (minus). Pada September tagihan bersih kepada pempus masih tumbuh, namun jauh lebih lambat dibanding Agustus.

Artinya, pada Oktober 2024 ekonomi makin lemot. Banyak bisnis masih wait and see, menahan belanja dan ekspansi, menunggu kebijakan terobosan pemerintahan baru yang menggairahkan ekonomi.

Mungkin pada dua bulan terakhir tahun ini, likuiditas dan aktivitas perekonomian meningkat, dipicu pilkada serentak dan perayaan hari besar keagamaan/libur panjang akhir tahun. Kedua momen itu biasanya meningkatkan jumlah uang beredar.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini