Harbolnas 2024, Bina, dan Epic Sale Dimulai Hari, Diharapkan Dongkrak Konsumsi

Peningkatan minat masyarakat berbelanja secara online didukung penuh pemerintah melalui kebijakan ekonomi yang berpihak pada UMKM dan masyarakat.
Sejak 12 tahun yang lalu misalnya, pemerintah mendukung Hari Belanja Online Nasional (HARBOLNAS) yang diinisiasi Indonesian E-Commerce Association (idEA). Inisiatif itu terbukti membawa ekonomi digital Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam peluncuran HARBOLNAS 2024 dengan tagline #PakaiProdukSendiri di Jakarta akhir pekan lalu, mendukung semua pihak yang terlibat dalam even yang berfokus pada UMKM dan industri dalam negeri itu, karena berdampak positif mendongkrak ekonomi digital Indonesia. HARBOLNAS 2024 akan digelar selama 7 hari sejak tanggal 10 Desember 2024.
Mengutip data NielsenIQ, Airlangga menyatakan masyarakat Indonesia makin gemar belanja. Daya beli masyarakat pun diklaimnya masih cukup baik.
Tergambar dari pertumbuhan penjualan fast moving consumer goods triwulan tiga 2024 sebesar 1,1 persen secara tahunan (yoy). Juga bisa dilacak dari penjualan barang-barang seperti gadget, produk elektronik, pulsa, dan lain-lain yang juga meningkat.
“Secara year on year nanti ditotal relatif positif dan tumbuhnya bisa mencapai 4,3 persen,” kata Menko Perekonomian seperti dikutip keterangan tertulis Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto.
Airlangga kembali menyatakan, kontribusi ekonomi digital Indonesia 2024 diprediksi mencapai USD90 miliar, dengan sektor e-commerce memberikan kontribusi senilai USD65 miliar.
“Itu artinya 72 persen ekonomi digital Indonesia berasal dari e-commerce. Sisanya dari transportasi, makanan, online travel dan online media. Karena itu kita mendorong e-commerce sebagai pendukung ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Menko Perekonomian menambahkan, peningkatan ekonomi digital mencapai 13 persen. Tahun 2023 nilainya mencapai USD80 miliar, dan dalam dua tahun ke depan diperkirakan menjadi USD125 miliar.
Saat ini pemerintah negara ASEAN sedang menyusun Digital Economic Framework Agreement (DEFA) yang ditargetkan rampung dan disepakati tahun depan, karena ekonomi digital di ASEAN juga tumbuh tinggi. Tahun 2023 ekonomi digital ASEAN diperkirakan bernilai USD1 triliun.
“Jadi, kalau DEFA sudah ditandatangani, kita bukan hanya bicara pasar 180 juta orang (di Indonesia), tapi 600 juta orang (di Asia Tenggara),” jelas Menko Airlangga.
Baca juga: BI: Transaksi Digital Melesat, Mitigasi Risiko Perlu Diperkuat
HARBOLNAS 2024 yang menargetkan transaksi Rp40 triliun dibanding Rp25,7 triliun tahun lalu, akan dilanjutkan dengan Pogram Belanja di Indonesia Aja (BINA) dari HIPPINDO selama 20-29 Desember 2024, kemudian Every Purchase is Cheap (EPiC) Sale dari APRINDO di supermarket dan minimarket se-Indonesia, 22-31 Desember.
Peluncuran HARBOLNAS, BINA, dan Epic Sale dilakukan pada momentum libur Natal dan tahun baru (NATARU) 2024, karena pada momen tersebut diprediksi sebanyak 110 juta orang berpotensi meningkatkan aktivitas konsumsi.
“Di EPiC Sale every purchase is cheap (harga barang semuanya murah). Perbankan, retailer, supermarket, semua kasih diskon dengan ongkir gratis. Ada 80 ribu outlet yang terlibat dalam program belanja ini. Kita berharap semua kegiatan ini mendongkrak daya beli dan perekonomian di kuartal empat,” tutur Airlangga.
Hadir dalam peluncuran Harbolnas 2024 itu Menteri Perdagangan Budi Santoro, Menteri UMKM Maman Abdurrahman, serta para petinggi Kemenko Perekonomian dan Ketua idEA Hilmi Adrianto.