Cek Kesiapan Akad KPR FLPP Awal 2025, Menteri PKP Tinjau Rumah Subsidi di Bogor dan Bandung

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) meninjau sejumlah perumahan bersubsidi di Bogor dan Bandung selama pekan terakhir Desember 2024.
Peninjauan itu dilakukan untuk memastikan kesiapan sejumlah perumahan bersubsidi melakukan akad kredit pemilikan rumah dengan skim Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) pada awal 2025.
Kesiapan tersebut bukan hanya menyangkut pembangunan rumah, tapi juga legalitas, infrastruktur dan fasilitasnya, dan lain-lain yang terkait dengan akad.
Menteri PKP didampingi antara lain oleh Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho, dan Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu, serta Plt Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin di Bandung.
Sebelumnya Ari T Priyono, Ketua Umum Himpunan Pengembangan Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra), mengungkapkan ada 44.000 rumah (ada yang menyebut 46.000) subsidi yang siap melakukan akad KPR FLPP pada Januari 2025.
Menanggapi informasi itu, Menteri Ara menyatakan akan mengecek ke lapangan kebenaran kesiapan puluhan ribu rumah itu melakukan akad KPR FLPP sejak awal 2025.
Pada Jumat (27/12/2024), tiga perumahan bersubsidi di Bogor ditinjau Menteri Ara. Yaitu, Graha Arraya Dramaga, Ambar Telaga Residence, dan Pesona Kahuripan 10.
“Peninjauan ini untuk memastikan kesiapan penyaluran KPR FLPP sejak awal 2025, antara lain terkait ketersediaan kuota dan banknya,” kata Ara sebagaimana dikutip keterangan tertulis Komunikasi Publik Kementerian PKP.
Baca juga: Januari 44.000 Rumah Subsidi Siap Akad KPR, 15.000 dari Himperra
Menteri PKP menjelaskan, KPR FLPP sangat bagus dan perlu dilanjutkan dengan sejumlah perubahan terkait proporsi dana pemerintah dan perbankan dalam penyalurannya.
Bila selama ini komposisi dana KPR FLPP antara pemerintah (APBN) dan bank penyalur KPR 75:25, ia berharap bisa diubah menjadi 50:50.
“Dengan demikian kuota penyaluran KPR FLPP bisa ditingkatkan tanpa membebani APBN,” ujar Ara. Tahun 2025 subsidi FLPP dianggarkan Rp28,17 triliun untuk 220.000 rumah.
Bila komposisi pendanaan KPR-nya diubah menjadi 50:50 dan bunganya tidak fix 5 persen per tahun selama masa KPR maksimal 20 tahun seperti sekarang, tapi dinaikkan menjadi 6-7 persen setelah tahun ke-10, anggaran FLPP itu bisa membiayai hingga 330.000 rumah.
“Saat ini sedang disiapkan apakah legalitasnya cukup, dan juga dihitung betul apakah banknya siap. Kalau pemerintah tentu saja siap,” jelas Menteri Ara.
Direktur Utama Pesona Kahuripan Angga Budi Kusuma mengusulkan, untuk mempercepat realisasi penyaluran KPR FLPP, pemerintah bersama perbankan dan pengembang turun ke lapangan melakukan pendataan.
“Saya pernah turun langsung ke lapangan, ternyata masih banyak masyarakat yang belum tahu tentang rumah bersubsidi,” ungkapnya.
Setelah di Bogor, kunjungan Menteri PKP berlanjut ke empat perumahan di Kabupaten Bandung, Minggu (29/12/2024). Yaitu, Pasadena Paseh, Buana Cicalengka Raya 2, Bukit Esma Cicalengka, dan Jayavaindo Asri Prima.
Di Pasadena Paseh yang dikembangkan Perum Perumnas, Menteri Ara mengingatkan pengembang untuk terus mendengarkan aspirasi penghuni yang merupakan konsumen KPR FLPP.
“Apa yang jadi aspirasi warga tolong didengarkan. Ini tadi ada warga (Pasadena Paseh) yang minta dibangunkan masjid dan SD. Kalau pengembang aspiratif, mudah-mudahan rezekinya makin banyak,” kata Menteri PKP.
Direktur Utama Perum Perumnas Budi Saddewa Soediro menyatakan siap menindaklanjuti semua aspirasi penghuni Pasadena Paseh. “Untuk masjid akan segera dibangun tahun depan,” ujarnya.
Pasadena Paseh mengembangkan 2.800 unit rumah, dengan 1.382 unit di antaranya merupakan perumahan bersubsidi.
Sementara dalam peninjauan di Buana Cicalengka Raya 2, Menteri PKP mengaku senang dan mengapresiasi, tidak ada keluhan dari penghuni mengenai kondisi rumah subsidinya setelah ditempati.
Sedangkan di Jayavaindo Asri Prima, Menteri Ara mengapresiasi sikap pengembangnya yang dinilai bertanggung jawab dalam pembangunan perumahan dan menanggapi keluhan konsumennya.