Senin, Oktober 6, 2025
HomeBerita PropertiPeran Taman Safari Mengatasi Perubahan Fungsi Lahan

Peran Taman Safari Mengatasi Perubahan Fungsi Lahan

Konflik antara manusia dan satwa liar menjadi tantangan yang kian kompleks terlebih pesatnya pembangunan infrastruktur dan perubahan fungsi lahan hutan menjadi area produktif seperti perkebunan dan pertanian serta permukiman masyarakat.

Perubahan peruntukan lahan ini tidak hanya menyebabkan hilangnya habitat satwa liar tapi juga meningkatkan intensitas interaksi antara manusia dan satwa liar yang berpotensi memicu konflik yang akan merugikan kedua belah pihak.

Sebagai langkah proaktif dalam menghadapi tantangan ini Kementerian Kehutanan bekerja sama dengan Taman Safari Indonesia menggelar seminar bertajuk “Memahami Konflik dan Koeksistensi antara Satwa Liar dan Manusia di Indonesia” pekan lalu.

Seminar yang berlangsung secara virtual melalui platform Zoom itu dihadiri oleh para stakeholder diantaranya para ahli, akademisi, pemerhati dan praktisi. Sebanyak 1.000 peserta online turut serta termasuk perwakilan dari berbagai balai taman nasional dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di seluruh Indonesia.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Sumberdaya Genetik Direktorat Jenderal KSDAE, Kementerian Kehutanan Nunu Anugrah mengatakan, konflik antara manusia dan satwa liar tidak hanya mengancam keberlangsungan spesies tertentu tetapi juga keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.

“Keberadaan satwa liar adalah indikator kesehatan ekosistem, oleh karena itu solusi berbasis kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk mengatasi konflik manusia-satwa ini secara efektif,” ujarnya dalam siaran pers yang diterbitkan Jumat (24/01).

Tony Sumampau, perwakilan dari Taman Safari Indonesia menyoroti keterlibatan aktif Taman Safari Indonesia dalam menangani konflik manusia dan satwa liar sejak tahun 1980-an melalui tim rescue yang profesional dan terlatih.

“Kami terus berinovasi dan beradaptasi terhadap dinamika itu di lapangan dan untuk selalu memastikan satwa liar di habitat aslinya (in-situ) tetap terlindungi dan lestari,” jelasnya.

Baca juga: Liburan Nggak Mau Keluar Kota, Di Jakarta Bisa Rasakan Liburan “Winter in Tokyo”

Seminar ini menghadirkan tiga pembicara utama yang kompeten di bidangnya yaitu Philip Nyus, pakar konflik manusia dan satwa liar dari Colby College Amerika yang membahas strategi mitigasi konflik antara manusia dan satwa liar termasuk berbagai langkah preventif dan pendekatan berbasis komunitas yang telah terbukti efektif dalam mengurangi potensi konflik.

Kedua, Badiah, Kepala Sub Direktorat Pengawetan Spesies dan Genetik yang memaparkan data terkini terkait sebaran konflik manusia-satwa liar di Indonesia serta strategi mitigasi yang dapat diimplementasikan secara berkelanjutan. Ketiga, Mohammad Irham dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN yang memberikan pemaparan tentang telaah konflik burung dan manusia di Indonesia.

Dengan semangat kolaborasi dan prinsip keberlanjutan diharapkan semua pihak bisa berkontribusi aktif dalam menciptakan lingkungan Lestari bagi generasi mendatang. Taman Safari Indonesia sendiri bukan sekadar taman rekreasi tapi juga situs konservasi kelas dunia yang saat ini ada di enam lokasi dan empat resort di seluruh Indonesia.

Taman ini memiliki lebih dari 9.325 satwa dari 409 spesies dan telah menarik lebih dari 6 juta pengunjung setiap tahunnya. Sejak 1980 Taman Safari Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyelamatkan, merehabilitasi, dan melepaskan ribuan hewan kembali kea lam liar.

Perjalanan Taman Safari dimulai The Great Taman Safari Bogor di Cisarua sejak April 1986 dilanjutkan The Grand Taman Safari Indonesia Prigen di Pasuruan, Jawa Timur pada Desember 1997.

Keberhasilan dua area konservasi ini menginspirasi Taman Safari Indonesia untuk menciptakan situs tambahan seperti The Amazing Taman Safari Bali, The Funtastic Beach Safari di Batang, Jawa Tengah, Jakarta Aquarium & Safari, Solo Safari, dan yang terbaru, Varuna Bali. Taman Safari Indonesia juga mengawasi beberapa bisnis terkait pariwisata, seperti Royal Safari Garden, Safari Resort, Baobab Safari Resort, Mara River Safari Lodge, dan Gerai Souvenir Safari Wonders.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini