Sabtu, September 6, 2025
HomeBerita PropertiParuh II-2024 Pasok Rumah Baru Meningkat Pesat, Didominasi Rumah Menengah Bawah

Paruh II-2024 Pasok Rumah Baru Meningkat Pesat, Didominasi Rumah Menengah Bawah

Marketbeat Cushman & Wakefield Half 2-2024 yang dipublikasikan pekan lalu mengungkapkan, pada semester dua 2024, pasokan rumah baru di Jabodetabek meningkat signifikan dibanding paruh pertama.

Cushman tidak menyebut persentase peningkatannya, tapi jumlahnya mencapai 8.782 unit sehingga menambah total pasok menjadi 441.374 unit, dengan sales rate 94,35 persen atau 416.437 unit.

Lokasi rumah tersebar di puluhan klaster hunian di berbagai proyek real estate di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) plus Karawang.

Bandingkan dengan semester pertama 2024 yang total pasoknya menurut Cushman hanya 2.979 unit, yang didominasi rumah kelas atas (38,3 persen) dan rumah menengah (24,3 persen).

Proyek real estate di Tangerang (Banten) masih mendominasi pasokan, mencapai 66 persen dari total pasokan rumah baru pada semester dua 2024.

Dominasi itu didorong oleh pengenalan proyek kota baru seperti Summarecon Tangerang, serta peluncuran tahap ketiga Park Serpong yang menawarkan sejumlah besar rumah yang lebih kecil dengan harga terjangkau.

Bekasi mengikuti dengan kontribusi sebesar 16 persen, kemudian Bogor-Depok dengan kontribusi juga 16 persen, disusul Jakarta yang land bank-nya sudah sangat terbatas dengan kontribusi sekitar satu persen.

Baca juga: Semester I 2024 Pasokan Rumah Baru Menurun dan Masih Didominasi Rumah Kelas Atas

Berbeda dengan semester pertama 2024, di mana rumah kelas atas mendominasi pasokan baru, pada semester dua pasokan baru didominasi rumah menengah bawah (harga Rp700 juta-1 miliar per unit) dan bawah (harga di bawah Rp700 juta), yang masing-masing berkontribusi sebesar 32,5 persen dan 24,2 persen dari total pasokan rumah baru di Jabodetabek.

“Pengembang tampaknya optimis melihat prospek dua segmen rumah tersebut, didukung berbagai insentif dan kebijakan pemerintah yang mendorong pembelian rumah baru,” tulis Cushman.

Hingga Desember 2024, harga tanah rata-rata di Jabodetabek menurut Cushman tercatat sekitar Rp12.652.597/m2, meningkat 1,72 persen dibanding tahun sebelumnya.

Kenaikan harga itu didorong oleh perbaikan infrastruktur yang signifikan, yang meningkatkan aksesibilitas ke berbagai pengembangan kota baru di kawasan.

Kebijakan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan (BI Rate), diharapkan pengembang berdampak pada tingkat suku bunga KPR yang ditawarkan bank-bank penyalur KPR.

“Kebijakan BI itu merupakan salah satu faktor yang mendorong optimisme pengembang merilis klaster perumahan baru, mengingat KPR masih menjadi metode pembayaran yang paling disukai, mencakup 74 persen dari transaksi, diikuti angsuran tunai 16 persen, dan tunai langsung 10 persen,” tutup Cushman.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini