Selasa, November 25, 2025
HomeBerita PropertiTren Hotel 2025 Berubah, Begini Preferensi Orang Indonesia

Tren Hotel 2025 Berubah, Begini Preferensi Orang Indonesia

Bukan masanya lagi penggunaan hotel hanya sebagai tempat yang nyaman bagi wisatawan ataupun sekadar untuk membersihkan diri dan beristirahat. Saat ini banyak wisatawan yang mencari penginapan bukan hanya menambah pengalaman liburan tapi juga mengedepankan budaya dan adat istiadat setempat sambil menonjokan kelestarian alam.

Situasi ini tercermin dari 12 ribu responden pada survei akomodasi SiteMinder’s Changing Traveller Report 2025 yang menunjukkan langkah terbaik bagi hotel dan penyedia akomodasi lain yang mencari cara mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya dengan mengupas lebih dalam.

Liburan ke luar negeri misalnya, dapat menguras tabungan dan untuk mengoptimalkan setiap uang yang dikeluarkan banyak wisatawan yang memilih tetap tinggal di hotel. Lebih dari separuh responden akan menghabiskan “Sebagian besar waktu” atau “waktu yang cukup lama” di hotel pada tahun 2025.

Angka ini meningkat 1,5 persen dari tahun ke tahun dan meningkat menjadi hamper 80 persen di kalangan wisatawan Indonesia. Keputusan ini paling banyak terlihat di kalangan wisatawan internasional dengan 29 persen berencana untuk menghabiskan Sebagian besar waktu mereka di hotel. Bandingkan dengan 11 orang yang merencanakan perjalanan domestik.

Kendati memiliki reputasi untuk berpetualang, nyatanya generasi muda memimpin tren ini dengan Gen Z (18-27 tahun) dan milenial (28-43 tahun) berencana menghabiskan lebih banyak waktu di hotel dibandingkan Gen X (44-59 tahun), Baby Boomers (60-78 tahun) atau Silent Generation (79-96 tahun).

Lalu apa yang dilakukan para wisatawan dengan waktu ekstra yang dihabiskan di penginapannya? Setelah berjam-jam terjebak di kursi pesawat yang sempit, pijatan dan lulur menjadi hal yang dibutuhkan untuk bersanat. Layanan spa menduduki peringkat teratas (37 persen) dalam daftar keinginan wisatawan untuk pengalaman menginap di tempat wisata.

Kemudian disusul dengan kuliner dan mencicipi anggur (35 persen), pertunjukan live music (35 persen), dan kelas yoga atau meditasi (18 persen). Selain dimanjakan dengan makanan dan hiburan, wisatawan juga menyukai pelatihan keterampilan dan pengalaman mendalam yang spesifik untuk daerah yang mereka kunjungi.

Kelas memasak tradisional (22 persen), tarian tradisional dan sesi mendongeng (16 persen), memetik buah atau berkebun (16 persen), kelas bahasa (14 persen), dan kursus ahli (13 persen) adalah beberapa penawaran menginap yang paling banyak dicari.

Baca juga: Pemesanan Hotel Di Indonesia Banyak Positifnya Dipicu Faktor Ini

Mengistirahatkan pikiran dan tubuh juga penting. Mempelajari cara untuk mendapatkan tidur yang nyenyak menjadi salah satu agenda utama, dengan 16 persen wisatawan mencari program peningkatan kualitas tidur.

Apa yang dicari wisatawan dalam pengalaman menginap dapat bervariasi tergantung dari mana mereka berasal. Sebagai contoh, diantara negara yang disurvei, SiteMinder menemukan bahwa wisatawan Indonesia sangat mengutamakan pertunjukan live music (51 persen), wisatawan Thailand paling tertarik dengan kuliner dan mencicipi anggur (61 persen), dan wisatawan India paling menyukai peningkatan kualitas tidur (33 persen).

Dengan meningkatnya masalah keuangan global, keterjangkauan dan kenyamanan masih menjadi prioritas utama dalam hal pilihan penginapan. Daftar hotel dan resort besar menyamai hostel dan motel hemat (18 persen) sebagai jenis penginapan yang menurut mayoritas wisatawan akan mereka pilih dalam perjalanan mendatang.

Untuk orang yang lebih muda lebih cenderung mencari pilihan penginapan hemat dibandingkan dengan mereka yang berusia menengah hingga pensiun yang mungkin memiliki pendapatan yang lebih tinggi atau lebih banyak menyimpan uang di tabungan mereka.

Sebaliknya, lebih banyak Gen Z (58 persen) dan Milenial (57 persen) yang berniat untuk berbelanja lebih banyak untuk perjalanan mereka berikutnya dari pada tahun lalu dibandingkan dengan Gen X (35 persen) atau Baby Boomers (28 persen) dengan mayoritas dari dua kelompok usia yang disebut terakhir ini berencana untuk menghabiskan jumlah yang sama atau lebih sedikit untuk menginap dari pada tahun lalu.

Perbedaan ekonomi dan budaya secara umum diantara berbagai negara juga memengaruhi pencarian penginapan. Warga Australia menekankan kembali kecintaan mereka pada alam bebas dengan menjadi yang paling terbuka untuk memesan taman liburan dan tempat berkemah (11 persen).

Sementara itu wisatawan Indonesia (22 persen) lebih memilih untuk memesan hotel hemat sedangkan wisatawan Tiongkok (35 persen) dan Singapura (32 persen) paling tertarik dengan hotel berkonsep atau hotel mewah.

Wisatawan juga memprioritaskan lingkungan dalam pilihan penginapan mereka baik itu tempat berkemah atau resort mewah. Tujuh dari sepuluh wisatawan bersedia membayar lebih mahal untuk penginapan yang ramah lingkungan. Diantara orang Indonesia, angka ini meningkat menjadi 95 persen, tertinggi diantara negara lainnya.

“Terlepas dari keterbatasan anggaran, wisatawan yang sadar akan pengeluaran bersedia mengeluarkan uang untuk hal-hal yang penting dan sesuai dengan nilai-nilai mereka, termasuk membayar biaya tambahan untuk semua jenis penginapan yang ramah lingkungan,” ujar Rio Ricaro, Country Manager, SiteMinder Indonesia dalam siaran pers yang diterbitkan Selasa (18/02).

Penyedia penginapan atau bisnis hospitality harus melihat hal ini sebagai tanda bahwa wisatawan semakin memperhatikan hal-hal yang lebih detil di luar hiburan dan fasilitas yang biasa. Hotel perlu kembali ke hal dasar dengan sentuhan tambahan, misalnya setiap kamar harus mendapatkan detaol dasar yang tepat.

Beberapa hal mendasar tersbut menurut survei, bantal dan tempat tidur (56 persen), pemandangan (53 persen), pengatur suhu (35 persen), TV dan audio (35 persen), penyediaan bak mandi (30 persen), dan tekanan air pancuran (29 persen) merupakan beberapa fitur yang paling penting bagi para turis secara umum.

Jangan khawatir perihal handuk yang tidak terlipat dengan sempurna setiap harinya; empat dari lima wisatawan senang menemukan handuk mereka digantung di kamar mandi atau dilipat, atau bahkan digulung di tempat tidur.

Yang seharusnya ditingkatkan adalah kenangan khusus dan perasaan keterikatan.
Diantara faktor-faktor yang menurut wisatawan akan mendorong mereka untuk kembali ke sebuah penginapan, banyak yang memilih momen atau pengalaman yang tak terlupakan di tempat (37 persen) seperti makanan dan minuman, layanan spa atau acara, untuk hal ini orang Indonesia memimpin sebanyak 49 persen.

Hubungan yang erat dengan budaya atau komunitas lokal juga disukai, dengan 20 persen wisatawan dengan menyebutnya sebagai faktor penting. Tahun 2025 ini wisatawan menginginkan hotel untuk melakukan hal-hal mendasar dengan benar sekaligus menawarkan lebih untuk ekspektasi dari wisatawan yang sada akan kebutuhannya berperan.

Berita Terkait

Ekonomi

Begitu Punya Gaji, Langsung Sisihkan untuk Investasi, Bukan Disisakan

Generasi muda perlu menerapkan prinsip-prinsip investasi yang bijak. Yaitu,...

Mudahnya Berinvestasi di Sukuk Tabungan, Untung dan Dijamin Negara

Untuk berinvestasi ada banyak model maupun caranya, yang pasti...

Indonesia Jadi Anggota CPTPP, Buka Pasar untuk 590 Juta Jiwa

Indonesia terus memperkuat posisi dalam perekonomian global dengan membangun...

Berita Terkini