OXO Perkenalkan Konsep Wellness Living Pertama untuk Proyek Barunya di Bali
Pasca pandemi Covid-19, banyak perubahan dalam cara orang bekerja, bepergian, dan menikmati Indonesia, khususnya Bali.
Orang kini lebih mengedepankan keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan, dan pengalaman baru yang menginspirasi demi kehidupan yang lebih sehat baik secara fisik, mental maupun emosional (wellness living).
Kalau dulu wisatawan menganggap Bali lebih sebagai destinasi wisata, belakangan mereka mulai berpikir untuk tinggal dan bekerja di Bali secara semi-permanen.
Dan Bali memang tempat yang tepat untuk itu, karena fasilitas pendukung konsep work, life, balance yang tengah menjadi tren itu di Bali, sudah sangat mudah didapatkan.
Menurut Johanness Weissenbaeck, pendiri dan CEO OXO Group Indonesia, perusahaan developer dan manajemen properti gaya hidup di Bali, konsep work-life balance yang dulu belum banyak dipahami dan diakomodasi, kini menjadi kebutuhan. Apalagi pasca Covid, kerja dari mana saja (work from anywhere) makin diterima.
Selain itu pemahaman terhadap kekayaan kini lebih diarahkan untuk mendapatkan pengalaman (experience) ketimbang aset, dan makin banyak keluarga mapan yang memikirkan kembali kehidupan mereka kelak.
Semua itu mendukung konsep wellness living. Terlebih untuk mencegah over tourism, pemerintah Indonesia juga lebih mengarahkan pariwisata di Bali untuk menarik high-spending tourists, yang makin meningkatkan daya tarik Bali sebagai destinasi premium.
Data Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akhir 2024 menyebutkan, wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang datang untuk wellness tourism di Bali meningkat hampir 30 persen dibanding 2023.
Pemerintah Bali sendiri tahun ini menargetkan 17 juta kunjungan wisatawan, dengan 6,5 juta di antaranya adalah wisatawan mancanegara.
Baca juga: OXO Tawarkan Properti Gaya Hidup Ramah Lingkungan di Bali
OXO Group Indonesia, inovator dalam real estat gaya hidup dan perhotelan di Bali, akan melansir proyek baru yang mengusung konsep wellness living itu pertengahan tahun ini, yang disebut sebagai yang pertama di Indonesia. Johanness belum mau merinci nama dan jenis proyek barunya.
Yang jelas ia menyebut proyek baru OXO itu, merupakan tolok ukur baru dalam kehidupan modern, di mana kesehatan bukan sekadar fasilitas tapi juga gaya hidup.
“Dari penawaran perhotelan hingga pengembangan real estat gaya hidup di Bali selama ini, kami telah menjadi pelopor dalam mendefinisikan ulang kehidupan mewah modern. Dengan konsep baru ini, Oxo melanjutkan misinya menciptakan ruang yang menginspirasi, healing, dan meningkatkan pengalaman,” kata Johanness dalam media gathering di Jakarta, Senin (24/2/2025).
OXO, developer dan manajemen properti gaya hidup dengan visi menciptakan gaya hidup yang menginspirasi telah beroperasi sejak 10 tahun lalu, dan saat ini memiliki lebih dari 30 properti di Bali termasuk hunian pribadi, vila, townhouse, studio, co-working, resor, dan kapal pesiar sepanjang 20 meter di Taman Nasional Komodo.
Johanness menyatakan, pasar real estat wellness sedang berkembang pesat. Mengutip data Global Wellness Institute, ia mengungkapkan, industri ini tumbuh dari USD225 miliar tahun 2019 menjadi USD438 miliar tahun 2023, dengan proyeksi akan melampaui USD913 miliar tahun 2028.
Seiring makin intensifnya fokus dunia pada umur panjang, kesehatan mental, dan perawatan diri, hunian dengan konsep yang berpusat pada kesehatan itu menjadi kebutuhan, bukan lagi kemewahan.
“OXO berada di garis depan evolusi ini, menghadirkan pengembangan wellness living pertama di Bali,” ujar pria yang akrab dipanggil Jo itu.
Apalagi, nama besar Bali sebagai destinasi wisata premium sudah sangat sohor di dunia, termasuk bagi wisatawan yang mencari keseimbangan, ketenangan, dan kesejahteraan holistik.
Hingga saat ini konsep wellness living itu belum banyak dimanfaatkan dalam pengembangan properti di Indonesia. OXO ingin menjadi perintis, yang mendefinisikan ulang lanskap real estat dengan mengintegrasikan pengalaman kebugaran kelas dunia ke dalam kehidupan sehari-hari.
“Reputasi Bali sebagai pusat kebugaran global memang pantas didapatkan. Dengan lanskapnya yang subur, tradisi penyembuhan kuno, dan budaya kebugaran holistik yang berkembang pesat, pulau ini adalah kanvas yang sempurna untuk konsep wellness living. Bali bukan lagi sekadar destinasi liburan, tapi pusat gaya hidup,” tandas Johanness.
Baca juga: Hunian Mewah di Bali Ini Ludes Terpesan Dalam Sehari
Keluarga dari Sydney hingga San Francisco makin mencari pengalaman hidup yang bermakna dan menyenangkan. Mereka mengambil ‘family gap years’ untuk diri mereka sendiri dan anak-anak untuk recharging, merasakan budaya baru, dan menginspirasi diri mereka, tanpa mengorbankan kualitas hidup dan dengan biaya yang hanya sebagian kecil dari biaya di kota asal mereka.
Banyak entrepreneur di seluruh dunia menggabungkan kehidupan profesional mereka dengan sinar matahari, berselancar, dan hidup santai. Salah satu tempatnya di Bali.
Keluarga yang sangat sukses memilih menukar ruang rapat dengan vila di tepi pantai, bekerja 80 jam seminggu dengan yoga pagi, dan rutinitas harian dengan waktu berkualitas bersama anak-anak mereka.
Dari praktik penyembuhan tradisional Bali hingga inovasi mutakhir untuk memperpanjang umur, konsep OXO wellness living akan memadukan tradisi yang telah lama diakui dengan arsitektur mutakhir, fasilitas mewah, dan layanan kesehatan yang dikurasi.
“Proyek kami berikutnya ini merupakan babak baru dalam real estat gaya hidup, komplek hunian wellness living pertama di Indonesia. Kami ingin menciptakan tempat perlindungan bagi penghuni untuk dapat berkembang secara fisik, mental, dan emosional, sambil dikelilingi keindahan alam Bali,” tutup Johanness.