Terus Menurun Optimisme Terhadap Kondisi Ekonomi, Terutama dari Kalangan Bawah dan Atas

Pada awal terbentuknya pemerintahan Prabowo Subianto pada akhir Oktober 2024, konsumen demikian optimis memandang kondisi ekonomi.
Tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2024 sebesar 125,9, meningkat signifikan dibanding Oktober yang tercatat 121,1. Indeks di atas 100 menunjukkan konsumen optimis, sedangkan kurang dari 100 pesimis.
Survei Konsumen Bank Indonesia Februari 2025 melaporkan beberapa pekan lalu, pada Desember 2024 IKK itu terus meningkat menjadi 127,7, namun kemudian mulai menurun pada Januari 2025 menjadi 127,2 dan makin menurun menjadi 126,4 pada Februari 2025.
Survei Konsumen Bank Indonesia itu tidak menjelaskan penyebab penurunan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini.
Yang jelas menurut BI, IKK Februari 2025 masih berada di zona optimis karena peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini. Tergambar dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar 114,2, sedikit naik dibanding Januari 2025 sebesar 113,5.
Kenaikan IKE terutama disumbang peningkatan cukup signifikan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama sebesar 3,4 poin menjadi 113,7 dari Januari 2025 sebesar 110,3, kemungkinan terkait momen menjelang Ramadan.
Baca juga: Konsumen Kompak Bilang, Ekonomi Makin Tidak Baik-Baik Saja
Sedangkan Indeks Penghasilan Saat Ini hanya naik sangat tipis (0,1 poin) dari 122,6 menjadi 122,7. Yang paling merosot optimismenya terhadap penghasilan saat ini kalangan bawah (kelompok pengeluaran Rp1-2 juta) dari indeks 113,1 menjadi 108,7, diikuti kalangan menengah atas (kelompok pengeluaran Rp4,1-5 juta) dari indeks 130 menjadi 127,5. Tiga kelompok pengeluaran lain meningkat optimismenya kendati tidak besar.
Seluruh kelompok pengeluaran menurun keyakinannya terhadap kondisi ekonomi saat ini kendati masih berada di zona optimis, kecuali kaum menengah. IKK Kelompok pengeluaran Rp3,1-4 juta ini masih naik, namun amat tipis dari 125,9 menjadi 126,0.
Yang paling tinggi penurunan optimismenya kalangan menengah bawah atau kelompok pengeluaran Rp2,1-3 juta (dari IKK 126,6 menjadi 123,4), diikuti kaum menengah atas (kelompok pengeluaran >Rp4,1-5 juta) dari IKK 131,8 menjadi 128,8.