Jelang Disapih, BTN Syariah Catat Kenaikan Laba yang Tinggi

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat kenaikan laba bersih hampir Rp1 triliun pada kuartal I-2025, di tengah tantangan ketidakpastian situasi global. Atau tepatnya Rp904 miliar, tumbuh 5,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding kwartal I-2024 sebesar Rp860 miliar.

Peningkatan laba bersih tersebut ditopang penyaluran kredit konvensional dan pembiayaan syariah yang tetap tumbuh konsisten, disertai penurunan biaya dana (cost of fund).

Khusus pembiayaan syariah, menjelang pemisahan (spin-off) menjadi Bank Umum Syariah (BUS), BTN Syariah mencatat peningkatan laba bersih Rp199 miliar pada kuartal I-2025, meningkat 21,1 persen (yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp164 miliar.

Mengutip keterangan Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, Kamis (24/4/2025), Unit usaha syariah (UUS) BTN yang telah siap naik kelas itu, membukukan peningkatan pembiayaan 18,2 persen (yoy) menjadi Rp46,26 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, dibanding kuartal I 2024 sebesar Rp39,13 triliun.

Peningkatan pembiayaan itu, didukung kenaikan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BTN Syariah sebesar 19,9 persen (yoy) menjadi Rp51,39 triliun, dibanding kuartal I 2024 yang tercatat Rp42,85 triliun.

Pertumbuhan double digit baik di sisi penyaluran pembiayaan maupun DPK tersebut, mendorong kenaikan aset BTN Syariah menjadi Rp61,19 triliun pada kuartal I-2025, atau tumbuh 11,6 persen (yoy) dibanding kuartal I 2024 sebesar Rp54,84 triliun.

“BTN Syariah akan terus memperkuat bisnisnya sebagai bekal yang solid untuk mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi lagi, saat UUS ini resmi menjadi BUS pada semester II tahun ini,” kata Nixon.