Senin, Oktober 20, 2025
HomeNewsEkonomiKontribusi Manufaktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Terus Naik, Menperin Tepis Isu Deindustrialisasi

Kontribusi Manufaktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Terus Naik, Menperin Tepis Isu Deindustrialisasi

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, tak ada deindustrialisasi di Indonesia. Beberapa indikator yang dilansir sejumlah lembaga, baik dari dalam maupun luar negeri, menyebutkan industri pengolahan di Indonesia masih menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi.

“Dari dua faktor saja, yakni Manufacturing Value Added (MVA) dan share terhadap PDB, belum bicara kinerja investasi dan ekspor, serta penyerapan tenaga kerja, dengan sangat mudah dikatakan, Indonesia tidak dalam fase deindustrialisasi,” kata Menperin melalui keterangan tertulis beberapa hari lalu.

Mengutip data World Bank dan United Nations Statistics, ia menyatakan nilai tambah manufaktur atau MVA Indonesia 2023 mencapai USD255,96 miliar. Capaian tertinggi yang pernah diraih Indonesia.

“Menempatkan Indonesia dalam 12 besar negara manufaktur dunia, dan terbesar kelima di Asia, di bawah China, Jepang, India, dan Korea Selatan. Di ASEAN, MVA Indonesia menjadi yang tertinggi, jauh melampaui MVA negara-negara ASEAN,” ungkap Menperin.

Agus menjelaskan, tren MVA Indonesia terus meningkat sejak tahun 2019, kecuali saat pandemi Covid-19. Dengan peningkatan MVA itu, Indonesia setara beberapa negara industri maju seperti Inggris, Rusia, dan Prancis.

“Rata-rata MVA dunia USD78,73 miliar, sementara rerata historis Indonesia USD102,85 miliar. Pencapaian ini mencerminkan struktur manufaktur nasional yang kuat dari hulu ke hilir,” ujar dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, kontribusi industri pengolahan nonmigas (IPNM) terhadap pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Pada triwulan I 2025 tercatat 17,50 persen. Naik dibanding triwulan I 2024 yang tercatat 17,47 persen, juga dibanding sepanjang 2024 yang tercatat 17,16 persen.

“Sejak triwulan dua 2022 pasca-Covid 19, kontribusi IPNM terhadap pertumbuhan ekonomi terus meningkat. Berkebalikan dengan yang disampaikan para pengamat, bahwa ada tren penurunan share PDB manufaktur sehingga mereka menyatakan Indonesia sedang mengalami deindustrialisasi,” tutur Menperin.

Baca juga: Penjualan Merosot, Manufaktur Indonesia Nyungsep, Kembali ke Zona Kontraksi

Dari sisi investasi, realisasi investasi manufaktur di Indonesia sepanjang triwulan I 2025 mencapai Rp179,7 triliun, atau 38,6 persen terhadap total investasi seluruh sektor di Indonesia periode yang sama sebesar Rp465,2 triliun. Terdiri dari penanaman modal asing (PMA) Rp134,4 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp45,3 triliun.

Sejumlah sektor telah mulai merealisasikan investasinya pada triwulan satu 2025. Yaitu, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya (PMA dan PMDN) Rp67,3 miliar, industri makanan Rp23,8 miliar, industri kimia dan farmasi Rp21,7 miliar, serta industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain Rp14,1 miliar.

Selanjutnya, industri kertas dan percetakan Rp12,9 miliar, industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik dan jam Rp11 miliar, industri karet dan plastik Rp7,1 miliar, industri barang dari kulit dan alas kaki Rp7 miliar, industri tekstil Rp5,4 miliar, industri mineral nonlogam Rp4,8 miliar, serta industri kayu Rp1 miliar.

Para pengamat sendiri menyatakan Indonesia memasuki deindustrialisasi dini, dengan alasan share industri pengolahan terhadap ekonomi terus merosot dibanding zaman Orde Baru. Kalau dulu share-nya mencapai lebih dari 30 persen, pasca reformasi terus menurun sehingga kini tinggal 17 persen.

Agar bisa mendorong Indonesia menjadi negara maju dan berpendapatan tinggi, sekaligus membuka lapangan kerja lebih besar dan memperbesar proporsi pekerja formal (saat ini baru 40 persen dari angkatan kerja), seharusnya share industri pengolahan itu terhadap ekonomi makin besar.

Berita Terkait

Ekonomi

Program Magang Berbayar Dibuka Lagi November, Kali Ini Untuk 80 Ribu Sarjana/Diploma

Pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah meresmikan peluncuran...

Senin Besok Penyaluran BLT Rp900.000/KK untuk 35 Juta KK Dimulai

Untuk mendongkrak daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,...

Menko Airlangga: Bisa Jaga Pertumbuhan 5 Persen Per Tahun, Indonesia Jadi Negara Bright Spot

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut satu tahun...

Berita Terkini