Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomi3 Hari Modal Asing Masuk Bersih Rp2,83 triliun

3 Hari Modal Asing Masuk Bersih Rp2,83 triliun

Pekan lalu aliran masuk bersih modal asing portofolio tercatat minus (jual neto) Rp2,04 triliun, atau lebih banyak yang keluar (jual neto) ketimbang yang masuk (beli neto).

Tapi, selama 4 hari pekan ini (23-26 Juni 2025) aliran masuk modal asing itu kembali positif (beli neto), dengan instrumen investasi atau penempatan dana masih itu ke itu juga karena masih dangkalnya pasar keuangan Indonesia.

Yaitu, saham di pasar modal, surat berharga negara (SBN) atau surat utang (obligasi) terbitan pemerintah Indonesia, dan surat berharga terbitan Bank Indonesia (BI) alias Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Menariknya, aliran masuk bersih modal asing portofolio itu terjadi saat imbal hasil (yield) SBN 10 tahun terus menurun menjadi 6,63 persen, dibanding 6,75 persen akhir pekan lalu.

Penurunan yield SBN itu diiringi dengan penurunan premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun menjadi 78,05 bps, dibanding 81,06 bps pada 20 Juni 2025.

Premi CDS yang tinggi mencerminkan kekhawatiran investor yang tinggi juga terhadap risiko investasi di Indonesia, baik karena faktor eksternal maupun internal. Demikian juga sebaliknya.

Baca juga: Dolar AS Kian Ditinggalkan, Modal Asing Makin Deras Masuk, Borong SBN

Menurut laporan BI yang dirilis akhir pekan ini, berdasarkan data transaksi 23 – 25 Juni 2025, nonresiden atau asing tercatat beli neto Rp2,83 triliun.

Terdiri dari beli neto Rp1,29 triliun di pasar SBN dan Rp3,68 triliun di SRBI, serta jual neto Rp2,14 triliun di pasar saham.

Namun, secara keseluruhan selama 2025 berdasarkan data setelmen s.d. 25 Juni 2025, asing tercatat jual neto Rp52,05 triliun di pasar saham dan Rp35,87 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp40,80 triliun di pasar SBN.

Dengan kata lain selama tahun ini sampai 25 Juni 2025, aliran modal asing portofolio masih jauh lebih banyak yang keluar (jual neto) Rp87,92 triliun ketimbang yang masuk (beli neto) Rp40,80 triliun, sehingga minus Rp47,12 triliun.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini