Senin, September 8, 2025
HomeBerita PropertiSangat Minim Minat Konsumen Terhadap Hunian di Bawah 20 m2

Sangat Minim Minat Konsumen Terhadap Hunian di Bawah 20 m2

Pemerintah cq Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) sedang mewacanakan pengembangan hunian subsidi seluas 18 m2.

Wacana itu dikemukakan untuk memberi pilihan hunian di perkotaan dengan harga yang lebih terjangkau, terutama kepada kaum muda yang penghasilannya masih terbatas.

Namun, riset marketplace properti Rumah123 menyebutkan, berdasarkan pola pencarian hunian di Jabodetabek (wilayah dengan permintaan hunian tertinggi di Indonesia) selama Januari-Mei 2025, terungkap minat konsumen terhadap hunian di bawah 20 m2 sangat minim baik untuk rumah tapak maupun apartemen.

“Hanya 0,8 persen pencari rumah tapak dan 3,9 persen pencari apartemen yang tertarik dengan hunian di bawah 20 m²,” kata Head of Research Rumah123 Marisa Jaya melalui keterangan tertulis baru-baru ini.

Ia menyatakan, untuk rumah tapak yang paling diminati adalah hunian tipe 90–150 m² (23,4 persen), disusul tipe 20–60 m² (22,6 persen), dan tipe 60-90 m² (19,1 persen). Sedangkan untuk apartemen, yang paling dicari adalah tipe 20–60 m² (47,9 persen), diikuti tipe 60-90 m² (18,6 persen), dan tipe 90-150 m² (17,6 persen).

Marisa menjelaskan, hunian mungil umum ditemui pada apartemen, karena konsepnya memang untuk efisiensi ruang. Biasanya peminatnya konsumen yang masih single, pasangan baru menikah, atau keluarga kecil.

Namun, menyangkut rumah tapak, kecenderungan konsumen mencari hunian dengan fleksibilitas, privasi, dan ruang yang cukup untuk bertumbuh bersama keluarga.

“Di sebagian besar kota di Jabodetabek, permintaan rumah tapak berukuran sangat kecil (≤ 20 m²) hampir tidak terlihat. Proporsinya di bawah 1 persen, kecuali di Jakarta Utara yang mencapai 2,7 persen,” ujar Marisa.

Baca juga: Untuk Rumah Tapak Sebagian Besar Orang Muda Pilih Beli Bukan Sewa

Sementara untuk rumah tapak berukuran 20–60 m², permintaan cenderung datang dari wilayah satelit seperti Bekasi (33,6 persen), Bogor (36,7 persen), dan Depok (38,9 persen). Hal itu sejalan dengan tren pertumbuhan suplai rumah kecil di 3 wilayah pinggiran Jakarta.

Sedangkan di Tangerang, Tangerang Selatan dan Jakarta, orang cenderung mencari rumah tipe 60-90 m², 90-150 m², 150-250 m² dan di atas 250 m².

Menariknya, untuk apartemen mungil (≤ 20 m²), permintaan juga lebih banyak dari kota-kota di luar Jakarta: Depok (23 persen), Bogor (11,6 persen), Bekasi (9,2 persen), Tangerang (9,8 persen), dan Tangerang Selatan (6,6 persen).

“Sementara di Jakarta sendiri, permintaan apartemen mungil kurang dari 5 persen. Secara umum ukuran apartemen yang diminati masyarakat di Jabodetabek didominasi tipe 20-60 m² (27-85,2 persen),” tukas Marisa.

Temuan ini menunjukkan, secara umum masyarakat Indonesia masih memiliki preferensi terhadap hunian yang lebih lapang dengan mempertimbangkan aspek kenyamanan tinggal, fleksibilitas ruang, juga sebagai aset jangka panjang.

“Saat bicara rumah tapak, preferensi terhadap ruang yang cukup masih sangat kuat di kalangan masyarakat. Temuan ini diharapkan menjadi masukan konstruktif bagi para pemangku kepentingan dalam merancang kebijakan dan produk perumahan yang selaras dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat,” tutup Marisa.

Berita Terkait

Ekonomi

Kiprah BSI Dorong Green Zakat, dari Green Building Hingga One Home One Tree

Bank BSI terus mendorong optimalisasi zakat dan pertumbuhan ekonomi...

Utang Pinjol dan Paylater Warga RI Terus Meningkat Tinggi

Buy now pay later (BNPL) adalah layanan keuangan yang...

Belasan Investor Kazakhstan Lirik IKN

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia...

Program Perumahan Salah Satu yang Diharapkan Buka Lapangan Kerja

Pemerintah terus menjalin kolaborasi dengan pelaku usaha untuk membuat...

Berita Terkini