Kawasan Industri Topang Pendapatan Intiland

PT Intiland Development Tbk membukukan kinerja keungan periode semester I 2025 dengan segmen kawasan industri memberikan kontribusi siginifikan. Per 30 Juni 2025, Intiland membukukan pendapatan usaha mencapai Rp1,2 triliun dengan segmen pengembangan kawasan industri berkontribusi sebesar Rp394 miliar.
Intiland memiliki dua sumber pendapatan usaha yang berasal dari development income dan pendapatan berulang (reccuring income). Di semester I tahun 2025, development income menyumbang Rp772 miliar dan recurring income sebesar Rp444 miliar atau masing-masing berkontribusi sebesar 63 persen dan 37 persen dari keseluruhan.
Porsi recurring income tumbuh sebesar 7 persen dibandingkan perolehan di semester I tahun 2024. Direktur Utama Intiland Archied Noto Pradono menjelaskan, pendapatan segmen kawasan industri berhasil memberikan kontribusi signifikan terhadap capaian kinerja perusahaan dengan menyumbang hingga 33 persen dari seluruh pendapatan usaha.
“Pencapaian ini menegaskan kawasan industri sebagai penopang penting kinerja keuangan sepanjang paruh pertama tahun ini. Saat ini kami mengembangkan dua kawasan industri yaitu Batang Industrial Park (BIP) di Jawa Tengah dan Ngoro Industrial Park (NIP) di Mojokerto Jawa Timur selain Aerpolis Techno Park di Tangerang,” ujarnya melalui siaran pers yang diterbitkan Kamis (31/07).
Baca juga: Banyak Kemudahan Hingga Hadiah Langsung Di Hot Summer Sale Intiland
Selain kawasan industri, kontributor development income lainnya berasal dari segmen kawasan perumahan dan pengembangan mixed-use & high rise. Masing-masing segmen memberikan kontribusi pendapatan usaha sebesar Rp231 miliar atau 19 persen dan Rp147 miliar atau 12 persen dari keseluruhan.
Pendapatan usaha dari kawasan industri disebut Archied, cenderung lebih stabil dan memberikan margin yang sehat. Hal ini mendukung kestabilan arus kas serta menjaga kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan di tengah pasar residensial high-rise yang masih belum mengalami pertumbuhan signifikan.
Selain pendapatan usaha, Intiland juga mencatatkan pencapaian positif pada peningkatan efisiensi dalam struktur biaya. Pada semester I tahun ini, beban usaha mengalami penurunan 8 persen dari Rp169,9 miliar menjadi Rp155,8 miliar. Perusahaan juga berhasil menurunkan beban bunga dari Rp199,9 miliar menjadi Rp176,3 miliar seiring dengan penurunan hutang.
Intiland berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp49,1 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp413,3 miliar yang mencerminkan kondisi operasional perusahaan yang stabil.
Kondisi keuangan yang solid juga tercemin dari kenaikan EBITDA dari 22 persen menjadi 28 persen. Peningkatan ini menunjukkan efisiensi dan kinerja operasional yang membaik. Kondisi ini juga menunjukkan membaiknya efisiensi operasional dalam menghasilakn keuntungan.
Semester I 2025 ini Intiland membukukan marketing sales sebesar Rp673,4 miliar atau tumbuh 29,6 persen. Sekali lagi pencapaian ini ditopang oleh penjualan segmen kawasan industri yang meningkat 249,3 persen dari Rp128,1 miliar menjadi Rp447,4 miliar.
Baca juga: Kawasan Industri Jadi Penopang Sektor Properti, Diuntungkan Perang Dagang China-Amerika
Kontributor marketing sales berikutnya berasal dari segmen kawasan perumahan sebesar Rp133,8 miliar atau 20 persen, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp290 miliar. Sementara segmen mixed-use & high rise membukukan marketing sales Rp92,2 miliar atau 14 persen dari keseluruhan, turun dari sebelumnya sebesar Rp101,3 miliar.
“Proyek Batang Industrial Park dan pergudangan Aeropolis Technopark di Tangerang, Banten masih menjadi motor utama pertumbuhan kinerja di segmen kawasan industri. Pencapaian tersebut mencerminkan permintaan pasar terhadap lahan industri yang tumbuh di saat segmen properti lainnya masih menghadapi tantangan,” pungkas Archied.