JV Jadi Andalan Paradise Indonesia Terus Berkembang

Sektor properti merupakan bisnis yang membutuhkan modal kuat hingga strategi yang tepat untuk bisa menjamin keberlangsungan proyek. Properti dengan aktivitas pengembangan proyek tentunya membutuhkan landbank, kapital kuat untuk konstruksi hingga promosi, hingga strategi pengembangan yang tepat.
Selain itu ada banyak hal teknis lain untuk menjamin keberlangsungan proyek. Selain strategi harus juga menerapkan manajemen yang tepat hingga inovasi produk dan layanan supaya tetap bisa bertahan sambil terus berkembang untuk menghasilkan berbagai portofolio yang diterima pasar.
Kolaborasi menjadi kata kunci untuk mendorong pertumbuhan di bisnis properti, salah satunya dengan mekanisme joint venture (JV). JV merupakan kolaborasi atau aliansi bisnis antar perusahaan untuk mendorong keuntungan bersama dengan setiap perusahaan yang terlibat nantinya akan saling berkontribusi dalam bentuk modal, expertise, sumber daya, dan lainnya.
Konsep JV ini banyak diterapkan oleh pengembang PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP/Paradise Indonesia). Dengan kiprah bisnis sejak awal 2000, hingga saat ini INPP telah mengelola berbagai portofolio hotel, pusat perbelanjaan, hingga pengembangan (property development) yang bersinergi untuk menciptakan model bisnis berkelanjutan.
“Banyak proyek kami itu dengan pola JV seperti di Bandung dengan Bina Nusantara, di Harris FX, di Batam, Makassar, Bali, dan lainnya. Polanya macam-macam tapi umumnya partner menyediakan lahan, kami cari bank financing-nya, kemudian kita running dengan tetap kami yang majority secara sahamnya,” ujar Surina, Chief Financial Officer-Director INPP, kepada housingestate.id, Selasa (05/08).
Baca juga: Pasar Hotel Melemah, Tapi INPP Tetap Pede Pendapatannya Bisa Tumbuh 10-20 Persen
Terkait banyak pihak yang ingin bekerja sama dengan Paradise Indonesia, Surina menjelaskan tidak terlepas dari track record dan trust dari banyak pihak bahkan beberapa proyek juga datang dari bank. Banyak pihak yang menawarkan lahannya untuk dikerjasamakan dengan INPP juga karena banyaknya pengembangan JV yang sukses sehingga menarik minat pemilik lahan.
Setiap lahan yang diajukan akan diriset di bagian business development (busdev) yang salah satunya cocok untuk dikembangkan seperti apa. Secara makro juga dilihat lokasinya supply-demand di kawasan, dan lainnya.
Supply-demand sangat penting dan itu yang membuat INPP tidak pernah melakukan pengembangan dengan banyak tower tapi rata-rata hanya 1-2 tower karena menyesuaikan dengan demand kawasan. Penyerapan pasar menjadi perhatian untuk memastikan proyek bisa diselesaikan sesuai jadwal.
Baca juga: Paradise Indonesia Ciptakan Simbiosis Hotel-Komersial-Residensial
Dari sisi permodalan, INPP merupakan pengembang dengan porsi pendapatan berulang (recurring income) besar mencapai 80 persen. Ini juga yang membuat di setiap pengembangan proyeknya memiliki “nafas panjang” dengan tidak terlalu mengandalkan utang bank.
“Dalam pelaksanaannya kami sangat transparan dengan partner JV dengan meeting mingguan, semua sales di-present, progres pengembangan sampai mana, hingga kebutuhan cashflow, jadi semua pihak mendapatkan update yang sama. Begitu ada dana masuk kita bagi deviden, jadi transparan dan terbuka yang membuat banyak trust kepada kita,” pungkas Surina.
Untuk diketahui, hingga saat ini Paradise Indonesia memiliki 14 hotel di Jakarta, Bali, Batam, Yogyakarta, dan Makassar, mengoperasikan enam pusat perbelanjaan di Jakarta, Bandung, dan Bali, serta pengembangan mixed use Antasari Place Jakarta, Makassar, dan Semarang.