Kondisi Berbagai Sektor Propeti di Asia Pasifik, Secara Umum Stabil

Ritme investasi di kawasan Asia Pasifik menunjukan situasi yang stabil hingga kuartal kedua tahun 2025. Dipengaruhi oleh dinamika pasar di berbagai sektor, tingkat kapitalisasi untuk berbagai sektor bisnis di kawasan bisa dipertahankan cukup baik pada periode tersebut.
Menurut laporan Tingkat Kapitalisasi Asia Pasifik Q2 2025 yang diterbitkan Colliers Kamis (07/08), bisnis ritel muncul sebagai segmen yang menonjol di sebagian besar pasar APAC pada kuartal terakhir dengan imbal hasil yang stabil dan permintaan penyewa yang kuat hingga mendorong kinerja di sebagain besar kota-kota utama.
Di Hong Kong, aset ritel terus memberikan imbal hasil yang menarik, mengungguli sektor lain sementara Bengaluru, India, mengalami kenaikan sewa di lokasi ritel utama karena meningkatnya kepadatan perdagangan. Imbal hasil ritel di Australia tetap stabil dengan potensi kompresi di sub-pasar yang kekurangan pasokan seperti Sydney dan Melbourne.
Untuk sektor perkantoran menunjukkan kinerja yang bervariasi dengan permintaan yang berkelanjutan untuk aset berkualitas tinggi di lokasi-lokasi kawasan pusat bisnis. Terdapat tanda-tanda stabilisasi terutama di Australia dan Auckland, di mana imbal hasil untuk aset-aset utama tetap kuat.
Ritel di Sydney dan Melbourne terus menarik minat investor meskipun ketersediaan stok terbatas. Kantor di Seoul dan Mumbai mencatat permintaan sewa dan pertumbuhan sewa yang sehat sementara Hong Kong menunjukkan sentimen yang membaik setelah transaksi penting di One Exchange Square.
Sektor industri menunjukkan dinamika yang beragam dengan kepercayaan investor yang kuat dan permintaan sewa di pasar-pasar tertentu namun segmen pasar lainnya menghadapi tantangan akibat kelebihan pasokan dan ketegangan perdagangan.
Auckland mengalami kompresi tingkat kapitalisasi yang didorong oleh rendahnya tingkat kekosongan dan permintaan logistik yang kuat sementara di Brisbane dan Sydney mengalami peningkatan aktivitas investasi di tengah terbatasnya pasokan. Untuk Bengaluru dan Mumbai mempertahankan nilai kapital yang stabil dan momentum sewa yang konsisten.
“Di seluruh Asia Pasifik kami melihat perpecahan yang jelas dalam sentimen investor sementara beberapa pasar optimis dengan hati-hati yang lain secara aktif memposisikan ulang portofolio untuk meraih nilai jangka panjang,” ujar CK Lau, Managing Director Asia Valuation & Advisory Services Colliers dalam siaran persnya Kamis (07/-8).
Baca juga: Asia Pasifik Terus Mendominasi Investasi Global, Perkantoran dan Industri Jadi Primadona
Kapitalisasi yang berhasil diraih dengan tingkat yang stabil di kota-kota utama ini mencerminkan respon yang semakin matang terhadap pergeseran makro ekonomi. Ketahanan sektor ritel dan reposisi strategis dalam aset perkantoran dan industri menggarisbawahi kemampuan adaptasi pasar APAC yang akan membuat investor semakin berfokus pada kualitas, keberlanjutan, dan ketahanan aset untuk masa depan.
Kemudian ada tren lain yang muncul, diantaranya Bengaluru mencatat pergerakan tingkat kapitalisasi secara kuartalan yang paling signifikan khususnya di sektor industry yang menyoroti meningkatnya daya tarik kota di kalangan investor.
Lonjakan minat di Hong Kong untuk mengubah hotel dan perkantoran menjadi perumahan mahasiswa yang didorong oleh inisiatif pemerintah dan permintaan pengguna. Di Singapura mengalami tekanan penurunan pada tingkat kapitalisasi karena pasokan yang ketat dan minat investor terhadap aset-aset unggulan. Sementara Bangkok memposisikan sebagai pusat data regional yang menarik investasi berbasis teknologi.
Berbagai faktor makro ekonomi juga berperan dalam membentuk sentimen investor. Ekspektasi penurunan suku bunga di Seoul dan pemangkasan baru-baru ini di Mumbai telah meningkatkan kepercayaan sementara program subsidi di Tiongkok diperkirakan akan terus merangsang konsumsi ritel dan mendorong sentimen pasar yang positif.