Kinerja Permata Bank Moncer, Bukukan Laba Rp1,6 Triliun

Permata Bank melaporkan kinerja positif periode semester pertama 2025 dengan membukukan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 7,4 persen secara tahunan (yoy). Seiring capaian ini dibukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,6 triliun atau meningkat 7,6 persen (yoy).
Capaian ini merupakan hasil dari penerapan strategi bisnis yang berkesinambungan dan konsisten yang didukung sinergi kuat dengan Bangkok Bank sebagai controlling shareholder. Direktur Utama Permata Bank Melizo M. Rusli mengatakan, kinerja yang solid di semester pertama tahun ini mencerminkan kepercayaan nasabah.
“Selain itu kedisiplinan dalam menjalankan strategi serta komitmen kuat kami dalam menjaga kualitas aset secara berkelanjutan berdampak besar pada capaian bisnis. Di tengah tantangan ekonomi global kami tetap fokus menjalankan bisnis secara pruden dan memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang melalui inovasi, efisiensi, dan sinergi bersama Bangkok Bank,” ujarnya melalui siaran persnya, Jumat (15/08).
Permata Bank juga konsisten menjalankan bisnis dengan menerapkan kehati-hatian khususnya dalam penyaluran kredit dan disiplin menerapkan optimalisasi neraca. Loan to deposit ratio (LDR) bank tercatat optimal di level 85,6 persen lebih tinggi dibandingkan posisi semester pertama tahun lalu pada posisi 78,2 persen.
Total aset bank mencapai Rp264,2 triliun atau meningkat sebesar 2,3 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Simpanan nasabah juga terjaga baik sebesar Rp189,3 triliun yang didorong pertumbuhan CASA sebesar 9,9 persen. Rasio CASA meningkat dari level 56,3 persen menjadi 62,7 persen.
Baca juga: Ini Cara Jitu Meringankan Angsuran ala PermataKPR iB Bijak
Pertumbuhan kredit sebesar 7,4 persen menjadi Rp162,6 triliun terutama didorong oleh pertumbuhan kredit dari segmen korporasi dan komersial masing-masing sebesar 9,3 dan 12,2 persen menjadi Rp97,1 triliun dan Rp20,7 triliun diikuti pertumbuhan segmen konsumen sebesar Rp1,7 triliun menjadi Rp44,1 triliun.
Kemudian struktur likuiditas juga terjaga sehat untuk mendukung strategi prioritas bank selain rasio LDR yang semakin optimal di semester pertama 2025. Permata Bank terus menjaga struktur likuiditas yang sehat sesuai ketentuan regulasi yang berlaku di Indonesia.
Struktur modal yang kuat juga berperan penting untuk pertumbuhan bisnis yang lebih baik di masa depan. Rasio permodalan Permata Bank saat ini merupakan salah satu yang terkuat di antara bank komersial terbesar di Indonesia. Pada kuartal kedua 2025 juga telah dibagikan dividen sebesar Rp1,1 triliun atau Rp30 per lembar saham dalam bentuk dividen tunai untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024.
“Dari sisi konsumen kami juga kembali menyelenggarakan Wealth Wisdom, sebuah rangkaian konferensi wealth dengan pendekatan holistik dalam pengelolaan bisnis dan aset nasabah Permata Bank yang telah berjalan selama 11 tahun,” imbuh Meliza.