Lebih Baik Investasi Rumah atau Tanah? Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Kelebihan produk properti selain dari fungsinya yaitu bisa dijadikan instrumen investasi yang menguntungkan. Karena itu tidak heran kalau pemilik modal berinvestasi properti karena bisa menjamin keuntungan itu.
Di sisi lain produk properti bukan hanya mencakup bangunan tapi juga tanah atau kaveling. Tentu ada beberapa plus-minus bila kita ingin berinvestasi properti berupa bangunan atau tanah. Apa yang harus dipertimbangkan saat kita ingin berinvestasi bangunan ataupun tanah?
Pastinya, rumah maupun tanah sama-sama memiliki keuntungan yang bisa disesuaikan dengan tujuan kita berinvestasi maupun kondisi finansial. Yang harus diingat, baik rumah ataupun tanah merupakan instrumen investasi yang cenderung stabil.
Mengutip rumah123.com Senin (18/08), bila kita berinvestasi pada rumah, instrumen ini memberikan manfaat langsung berupa bangunan yang siap pakai sehingga bisa ditempati maupun disewakan sementara tanah memberikan fleksibilitas dalam hal pengembangannya.
Seperti tadi telah disebutkan, rumah maupun tanah merupakan bentuk investasi yang bisa menguntungkan dalam jangka panjang karena keduanya memiliki potensi nilai dari waktu ke waktu serta bisa memberikan keuntungan dalam bentuk capital gain maupun passive income.
Namun investasi dalam bentuk bangunan rumah umumnya membutuhkan dana yang lebih besar dibandingkan investasi tanah. Rumah lebih mahal karena mencakup kaveling dan bangunan di atasnya sehingga meningkatkan nilai jualnya.
Baca juga: Masih “New Comer”, Jangan Takut Berinvestasi Properti, Yuk Ikuti Panduannya
Tapi itu tadi, rumah bisa memberikan keuntungan dari sisi ditempati, disewakan (passive income), ataupun dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi (capital gain). Berapa kira-kira imbal hasil maupun keuntungannya? Untuk indikator mudahnya, dalam kondisi pasar yang stabil harga rumah biasanya mengalamai kenaikan sekitar 5-10 persen per tahun.
Namun yang perlu diingat, investasi rumah memiliki kekurangan terutama dari sisi maintenance yang harus dilakukan berkala. Biaya perawatan seperti pengecatan ulang, perbaikan instalasi yang bocor, perawatan furnitur, atau lainnya bisa menguras dana bila tidak segera disewakan atau dijual.
Sebaliknya, tanah bisa lebih mudah karena tidak perlu ada maintenance berkala. Dari sisi peningkatan nilai tanah bisa menawarkan kenaikan 5-20 persen per tahun tergantung lokasi, aksesibilitas, hingga perkembangan kawasan sekitarnya.
Pastikan tanah yang kita miliki diberi pagar pembatas ataupun plang kepemilikan untuk mencegah penyalahgunaan. Adanya batas pagar maupun plang kepemilikan juga untuk menjelaskan stastus hukum tanah tersebut. Jadi mau pilih investasi yang mana, rumah atau tanah?