Senin, Oktober 20, 2025
HomeNewsEkonomiPekan Ini Rupiah Terperosok Cukup Dalam Karena Faktor The Fed

Pekan Ini Rupiah Terperosok Cukup Dalam Karena Faktor The Fed

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang sampai sekarang keukeuh mempertahankan bunga acuan, kendati Presiden Donald Trump sudah lama meminta penurunan, membuat mata uang banyak negara melemah terhadap dolar AS (USD) termasuk Indonesia.

Pasar menunggu pidato Gubernur The Fed Jerome Powell hari ini waktu AS. Pasar memperkirakan bunga Fed Fund Rate (FFR) akan tetap dipertahankan di angka 4,25-4,50 persen, dan kemungkinan baru akan diturunkan September 2025.

Karena itu USD menguat. Tercermin dari indeks dolar AS atau DXY yang menguat ke level 98,62, dan imbal hasil atau yield surat utang pemerintah AS atau UST (US Treasury) Note 10 tahun yang naik ke level 4,328 persen.

Laporan Bank Indonesia, Jum’at (22/8/2025), menyebutkan pada akhir hari Kamis, 21 Agustus 2025, kurs tengah rupiah di pasar uang antar bank di Jakarta (Jisdor) ditutup pada level (bid) Rp16.280 per USD.

Menguat 5 poin dibanding akhir perdagangan Kamis pekan lalu yang tercatat di level Rp16.285 per USD. Penguatan sangat tipis itu terjadi saat yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun terbitan pemerintah Indonesia turun ke level 6,32 persen.

Baca juga: Modal Asing Kian Deras Masuk, Rupiah Makin Perkasa Dibanding Pekan Lalu

Namun, pada awal perdagangan Jumat, 22 Agustus 2025, rupiah dibuka melemah 65 poin ke level (bid) RpRp16.345 per USD, dan pada akhir perdagangan ditutup di level Rp16.340. Penurunan nilai tukar rupiah itu sejalan dengan penurunan yield SBN 10 tahun ke level 6,30 persen.

Sebagai perbandingan, pada pembukaan perdagangan Jumat pekan sebelumnya (15 Agustus 2025), kurs tengah rupiah di Jisdor dibuka pada level (bid) Rp Rp16.150 per USD, dan ditutup di level Rp16.162.

Dengan kata lain setelah tiga pekan sebelumnya terus menguat, pekan ini rupiah melemah cukup dalam (sekitar 200 poin) terhadap USD. Rapat Dewan Gubernur BI, 19-20 Agustus 2025, menyatakan nilai tukar rupiah tetap stabil dengan kecenderungan menguat.

Hal itu didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia, dan berlanjutnya aliran masuk modal asing portofolio, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik.

“Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Agustus 2025 (hingga 19 Agustus 2025) menguat 1,29 persen (ptp) dibanding akhir Juli 2025,” tulis hasil RDG BI tersebut.

Berita Terkait

Ekonomi

Program Magang Berbayar Dibuka Lagi November, Kali Ini Untuk 80 Ribu Sarjana/Diploma

Pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah meresmikan peluncuran...

Senin Besok Penyaluran BLT Rp900.000/KK untuk 35 Juta KK Dimulai

Untuk mendongkrak daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,...

Menko Airlangga: Bisa Jaga Pertumbuhan 5 Persen Per Tahun, Indonesia Jadi Negara Bright Spot

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut satu tahun...

Berita Terkini