Senin, Oktober 20, 2025
HomeNewsEkonomiPelaku Industri Masih Menahan Diri Naikkan Produksi, Tapi Kepercayaan Terus Menguat

Pelaku Industri Masih Menahan Diri Naikkan Produksi, Tapi Kepercayaan Terus Menguat

Kinerja manufaktur Indonesia terus menguat, mencerminkan optimisme dan kemampuan beradaptasi pelaku industri dalam menjaga keberlanjutan produksi, meskipun dibayangi sejumlah tantangan global maupun domestik.

Hal itu tergambar dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Agustus 2025 yang meningkat 0,66 poin menjadi 53,55, dibanding Juli 2025 sebesar 52,89, Juni 2025 sebesar 51,84, dan Mei 2025 sebesar 52,11. IKI Agustus 2025 itu juga lebih tinggi 1,15 poin dibanding IKI Agustus 2024 sebesar 52,40.

“Penguatan IKI Agustus 2025 didukung peningkatan dua dari tiga variabel pembentuknya. Yaitu, indeks pesanan yang naik 2,98 poin ke 57,38, dan indeks persediaan yang meningkat 2,05 poin ke 57,04,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arief melalui keteranan resmi akhir pekan ini.

Manufaktur adalah penyumbang utama pertumbuhan ekonomi diikuti pertanian dan perdagangan. Karena itu kinerja sektor industri selalu menjadi sorotan, karena mempengaruhi kenierja sektor-sektor lainnya.

Sementara indeks produksi tercatat 44,84, turun 4,15 poin dibanding Juli 2025 sebesar 48,9. Penurunan variabel produksi ini dipengaruhi oleh sikap sejumlah perusahaan di beberapa subsektor yang menahan proses produksi (wait and see), menunda pembelian bahan baku dan menggunakan stok bahan baku yang ada.

“Pembatasan pasokan gas bagi industri pada Agustus juga menjadi salah satu faktor pertimbangan pelaku industri (menahan produksi),” ujar Febri.

Baca juga: Kinerja Manufaktur Meningkat, Pelaku Industri Naikkan Produksi Meski Masih Hati-Hati

Menurut Febri, pasokan gas industri atau Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) merupakan isu krusial yang sempat memengaruhi kinerja industri pada Agustus 2025.

HGBT adalah kebijakan pemerintah menetapkan harga gas dengan batas maksimal USD6 per MMBTU bagi tujuh industri: pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet, dengan tujuan mendukung daya saing dan nilai tambah industri dalam negeri.

Kepastian pasokan HGBT sesuai harga yang ditentukan, tidak hanya memengaruhi biaya produksi, tapi juga keputusan investasi jangka panjang di 7 sektor padat energi tersebut.

“Pada industri oleokimia yang kami kunjungi pekan lalu terungkap, setoran pajak mereka meningkat enam kali lipat setelah mendapatkan pasokan gas HGBT,” jelas Febri.

Baca juga: Survei S&P Global: PMI Manufaktur Indonesia Membaik, Mendekati Zona Ekspansi

Karena itu Kemenperin mengapresiasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang merespons cepat keluhan 7 pelaku industri yang terdampak pembatasan suplai gas itu, dengan memastikan jaminan stabilitas pasokan gas terutama HGBT.

“Kami sudah mendapat laporan pelaku industri, kini pasokan gas stabil dan harga sesuai dengan regulasi. Kami berharap produktivitas sektor industri kembali pulih, sehingga produksi terus meningkat dan daya saing industri nasional tetap terjaga,” harapnya.

Kemenperin mencatat, dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, 21 di antaranya menunjukkan ekspansi dengan kontribusi 95,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas triwulan dua 2025.

Sementara dua subsektor mengalami kontraksi. Yaitu, Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya (KBLI 25) serta Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan (KBLI 33).

Baca juga: Triwulan Dua Manufaktur Tumbuh Tinggi, Ditopang Industri-Industri Ini

Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin Sri Bimo Pratomo menjelaskan, pada industri barang logam, variabel produksi dan persediaannya terkontraksi karena masih mempunyai stok, sehingga pelaku mengurangi produksi kendati pesanan meningkat.

Sedangkan industri reparasi mengalami kontraksi, karena aktivitas usahanya sangat bergantung pada periode pemeliharaan mesin dari industri-industri utama, yang pada Agustus 2025 cenderung menurun. Tercermin dari variabel pesanan yang terkontraksi.

Berita Terkait

Ekonomi

Program Magang Berbayar Dibuka Lagi November, Kali Ini Untuk 80 Ribu Sarjana/Diploma

Pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah meresmikan peluncuran...

Senin Besok Penyaluran BLT Rp900.000/KK untuk 35 Juta KK Dimulai

Untuk mendongkrak daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,...

Menko Airlangga: Bisa Jaga Pertumbuhan 5 Persen Per Tahun, Indonesia Jadi Negara Bright Spot

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut satu tahun...

Berita Terkini