Rabu, Oktober 15, 2025
HomeNewsEkonomiDorong Pariwisata, Pemerintah Siapkan Quality Tourism Fund dan Quality Tourism Standards

Dorong Pariwisata, Pemerintah Siapkan Quality Tourism Fund dan Quality Tourism Standards

Pemerintah terus memperkuat kebijakan dan kolaborasi lintas sektor untuk mendorong ekosistem pariwisata yang tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan. Sektor pariwisata sendiri merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian nasional yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Pasca pandemi Covid-19 banyak negara termasuk Indonesia, terus berupaya membangun kembali industri pariwisatanya. Saat ini, pariwisata global perlahan mulai pulih termasuk di Asia Tenggara,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat bicara di Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) 2025 dan Southeast Asia Business Event Forum (SEABEF) di NICE PIK 2 akhir pekan lalu.

Airlangga juga memberikan apresiasi terkait kolaborasi antara Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) dan Kementerian Pariwisata atas penyelenggaraan kegiatan WITF 2025 dan SEABEF.

Untuk diketahui, kawasan Asia Tenggara tercatat telah menyambut sekitar 123 juta wisatawan pada tahun lalu, meningkat dari 109 juta saat sebelum pandemi. Hal tersebut menunjukkan perbaikan persepsi terhadap kualitas pariwisata di kawasan ini. Di Indonesia sendiri sektor pariwisata terus menunjukkan tren positif dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencapai 4 persen pada tahun 2024, naik dari 3,9 persen pada 2023.

Indonesia sendiri menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 14 hingga 16 juta pada tahun 2025. Hingga Agustus 2025, jumlah kunjungannya telah mencapai 10,04 juta orang, meningkat 10,38 persen (yoy).

Di sisi lain, target perjalanan wisatawan nusantara untuk tahun 2025 ditetapkan sebesar 1,08 miliar perjalanan. Periode Januari–Agustus 2025 mencatat 807,55 juta perjalanan domestik, tumbuh sekitar 19,71 persen (yoy) dibandingkan tahun lalu.

Baca juga: Daya Beli Lesu, Tapi Penonton MotoGP Mandalika Membludak, Hotel Full Booked

Untuk itu pemerintah akan terus memperkuat ekosistem pariwisata nasional melalui berbagai kebijakan strategis. Langkah-langkah yang ditempuh meliputi pembangunan infrastruktur untuk memperkuat konektivitas dan kualitas destinasi wisata, penguatan regulasi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata.

Hingga saat ini, sebanyak 36 bandara internasional telah dibuka untuk mendukung konektivitas antarwilayah dan memperluas akses wisata di tanah air. Pemerintah juga tengah mengembangkan Indonesia Quality Tourism Fund, sebuah dana abadi yang menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam mendukung keberlanjutan sektor pariwisata.

Pemerintah juga memberikan sejumlah insentif fiskal untuk sektor pariwisata seperti insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk tiket penerbangan, insentif Pajak Penghasilan (PPh) bagi pekerja sektor pariwisata, serta dukungan finansial bagi industri yang merekrut peserta magang.

Selanjutnya pemerintah juga telah menyelesaikan revisi Undang-Undang Kepariwisataan yang baru saja disetujui oleh DPR. Revisi ini memperkuat paradigma baru pariwisata berbasis komunitas dan keberlanjutan agar pembangunan pariwisata dapat lebih inklusif dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

Selain itu, pemerintah juga tengah menyiapkan Quality Tourism Standards sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan untuk menerapkan praktik pariwisata berkelanjutan sesuai standar global.

Baca juga: Kunjungan Wisatawan ke Nusa Dua, Mandalika, dan Golo Mori Meningkat Signifikan

Hal lainnya yang juga disorot Airlangga, pentingnya sektor meeting, incentives, conferences, exhibition (MICE) sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan industri pariwista. Berdasarkan riset Mordor Intelligence, nilai sektor MICE di kawasan Asia Pasifik mencapai 212,83 miliar dollar Amerika pada Juni 2025 dan diproyeksikan meningkat sekitar 50 persen menjadi 328,97 miliar pada 2030 dengan pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 9,1 persen.

“Untuk memaksimalkan potensi ini, kita perlu mengembangkan strategi yang tepat melalui kolaborasi yang kuat agar sektor ini tidak hanya tumbuh lebih kuat tetapi juga lebih berkelanjutan. Kita dapat mengeksplorasi cara-cara strategis dan konkret untuk merespons berbagai tantangan dan dengan visi yang jelas, perencanaan strategis, dan kolaborasi yang kuat saya yakin kita dapat mengembangkan titik balik penting untuk mendorong kemajuan sektor pariwisata,” pungkas Airlangga.

Berita Terkait

Ekonomi

Kerja Sama Perbankan Syariah untuk Lindung Nilai Syariah

Bank BSI terus menegaskan perannya untuk penguatan pasar keuangan...

Defisit APBN 2025 Bisa Rendah, Karena Belanja Pemerintah Masih Payah

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers APBN...

September Penjualan Eceran Diprediksi Tumbuh Lebih Tinggi

Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (SPE BI) Agustus 2025...

Berita Terkini