Menurut R&I, Surat Utang RI Dua Tingkat di Atas Layak Investasi
Lembaga pemeringkat Rating and Investment Information Inc (R&I) asal Jepang, pada 24 Oktober 2025 mempertahankan peringkat surat utang atau sovereign credit rating (SCR) Indonesia di level BBB+, dua tingkat di atas kategori investment grade (layak investasi) dengan outlook stabil.
Sebelumnya lembaga pemeringkat asal Jepang lainnya, Japan Credit Rating (JCR), juga memutuskan SCR Indonesia berada di level BBB+ atau dua tingkat di atas investment grade dengan outlook stabil. Peringkat surat utang investment grade terendah adalah BBB-. Di bawah itu surat utangnya dinilai kurang atau tidak layak investasi.
Surat utang yang masuk kategori investment grade berarti penerbit surat utang dianggap mampu melunasi utangnya saat jatuh tempo. Sedangkan outlook stabil berarti prospek ekonomi sebuah negara dinilai tetap kuat dalam jangka menengah. ‘
Mengutip keterangan tertulis Bank Indonesia (BI) melalui Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso, Senin (27/10/2025), SCR Indonesia BBB itu mencerminkan keyakinan R&I terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang tetap terjaga, didukung oleh ekspansi demografi, sumber daya yang melimpah, serta industri pengolahan yang bertumbuh.
Baca juga: S&P: Prospek Ekonomi Tetap Kuat, Surat Utang Indonesia Tetap BBB dengan Outlook Stabil
R&I menilai inflasi Indonesia tetap stabil, dengan tingkat utang pemerintah tetap rendah, serta kebijakan moneter dan fiskal yang prudent. Namun, R&I menilai perlu asesmen lebih lanjut terhadap langkah pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga kondisi fiskal tetap sehat dalam jangka menengah.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, keputusan R&I itu mencerminkan kepercayaan internasional yang kuat terhadap kondisi makroekonomi Indonesia yang solid, dan stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian ekonomi dan keuangan global yang berlanjut.
R&I memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh di kisaran 5 persen, sejalan dengan proyeksi BI di atas titik tengah kisaran 4,6–5,4 persen.
R&I juga meyakini, inflasi RI akan terjaga di kisaran target, sementara defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap rendah sekitar 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan dari sisi fiskal, pemerintah tetap berkomitmen kuat menjaga defisit fiskal di bawah 3 persen dari PDB.
Baca juga: Moody’s Juga Bilang Surat Utang Luar Negeri Indonesia Masih Investment Grade
Rating dari lembaga pemeringkat seperti R&I, JCR, S&P, Fitch, dan Moodys, diberikan untuk surat utang yang diterbitkan berbagai entitas, seperti pemerintah, lembaga keuangan, dan perusahaan.
Rating merupakan tolok ukur kemampuan dan prospek penerbit dalam membayar utang, ekspektasi dan prospek surat utang di masa mendatang, dan tingkat risiko gagal bayar dari penerbitnya.
Bagi investor, peringkat kredit itu menjadi tolok ukur penting untuk memahami risiko investasi dalam surat utang sebelum membuat keputusan. Sedangkan bagi penerbit, peringkat investment grade mempermudah penjualan surat utangnya dengan imbal hasil (yield) lebih rendah.
Makin tinggi peringkat surat utang, kian rendah yield atau bunga yang harus dibayar penerbit. Misalnya, Singapura dengan rating AAA, hanya menawarkan yield 2 persen per tahun untuk surat utang jangka panjang, Malaysia dengan rating A- sekitar 3,7 persen, sedangkan Indonesia dengan rating BBB atau BBB+, saat ini sekitar 4,93 persen untuk Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun.