Kamis, November 6, 2025
HomeBerita PropertiLigwina dan MR. DIY Berbagi Tips Prinsip “Value for Money”

Ligwina dan MR. DIY Berbagi Tips Prinsip “Value for Money”

Terus meningkatnya gaya hidup yang konsumtif di tengah generasi muda Indonesia, harus terus disosialisaikan mengenai kemampuan mengelola keuangan pribadi. Populix Report 2024 menunjukkan kalau sebagian besar Gen Z Indonesia masih mengutamakan pengeluaran untuk gaya hidup dan hiburan kendati belum memiliki penghasilan yang stabil.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2025 bahkan mengungkapkan kalau individu berusia 19-34 tahun mendominasi pinjaman fintech hingga 51,25 persen. Ini menandakan kerentanan finansial yang semakin meningkat di kalangan muda hingga kondisi ini menuntut hadirnya edukasi dan pilihan konsumsi yang lebih bijak agar generasi muda dapat tetap menikmati gaya hidup tanpa mengorbankan kesehatan finansial mereka.

Masih dalam momentum Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025, toko perkakas MR. DIY Indonesia turut hadir dengan semangat mendukung generasi muda Indonesia untuk membangun kebiasaan finansial yang sehat.

Menurut Direktur Utama MR. DIY Indonesia Edwin Cheah, generasi muda saat ini perlu mendapatkan akses terhadap edukasi dan literasi keuangan yang baik agar mampu menjaga finansialnya tetap sehat.

“Untuk itu MR. DIY mengajak anak muda untuk lebih cermat dalam memilih produk yang bukan hanya mengikuti tren tapi juga memiliki nilai guna dan manfaat nyata dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya dikutip dari siaran pers yang diterbitkan Rabu (05/11).

Di era media sosial, tren dan viralitas kerap menjadi pendorong utama keputusan belanja anak muda mulai dari outfit, skincare, hingga aksesori gadget. Banyak yang membeli karena “takut ketinggalan tren” atau fear of missing out (FOMO) alih-alih karena kebutuhan sebenarnya.

CEO and Lead Financial Trainer QM Financial Ligwina Hananto mengatakan, membedakan kebutuhan dan keinginan akan membantu anak muda sadar prioritas terutama saat mengambil keputusan finansial yang nantinya keputusan itu berdampak pada kehidupan jangka panjang.

“Dampak jangka panjang dari impulsive buying biasanya membuat seseorang kesulitan mempertahankan gaya hidup sesuai keinganan. Saat uang habis tanpa perhitungan, dana untuk masa depan pun terkikis. Anak muda bisa menghindarinya dengan menunda pembelian barang yang hanya keinginan sesaat dan fokus pada nilai guna jangka panjang,” jelasnya.

Baca juga: MR DIY Gandeng T.Care Kelola Sampah “Waste to Empower”

Sejalan dengan pendapat Ligwina, MR. DIY ingin mengingatkan bahwa berbelanja bukan sekadar mengikuti tren tetapi juga bagian penting dari pengelolaan finansial yang sehat. Dengan membiasakan diri memilih barang yang benar-benar dibutuhkan, anak muda bisa tetap tampil relevan tanpa harus terjebak impulsive buying atau pemborosan.

Dalam menjaga finansial tetap terjaga dengan sehat, memutuskan berbelanja kebutuhan sehari-hari menjadi salah satu hal yang penting. MR. DIY hadir untuk menjadi solusi bagi generasi muda yang ingin memenuhi kebutuhan tanpa harus menguras kantong. Melalui ribuan pilihan produk fungsional yang relevan dengan keseharian mulai dari perlengkapan rumah tangga, kebutuhan belajar dan kerja, hingga barang gaya hidup, MR. DIY dapat membantu anak muda berbelanja secara lebih cerdas, hemat, dan bijak secara finansial.

“Skill berbelanja cerdas adalah salah satu skill penting yang harus dimiliki sejak muda. Hal ini dapat membantu masyarakat memilih barang berkualitas yang hemat dalam jangka panjang dibanding membeli barang murah yang cepat rusak,” imbuh Ligwina.

Beberapa panduan yang bisa diterapkan antara lain, membuat daftar kebutuhan sebelum belanja, tunda pembelian untuk barang yang hanya diinginkan sesaat, fokus pada nilai guna dan manfaat jangka panjang, pahami gaya belanja dan prinsip value for money, hingga gunakan belanja cerdas untuk Latihan literasi keuangan.

“Kami memahami kalau penerapan prinsip value for money dan mengenali gaya belanja masing-masing merupakan langkah penting agar setiap pengeluaran mendukung tujuan finansial jangka panjang. Kami berharap generasi muda dapat menjadikan belanja sebagai bagian dari gaya hidup yang cerdas, hemat, dan berdampak positif pada kesehatan finansial,” pungkas Edwin.

Berita Terkait

Ekonomi

BPS: Agustus Pengangguran 7,46 Juta, Setengah Pengangguran 11,6 Juta

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk usia kerja...

Kendati Turun, Triwulan Tiga Ekonomi Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Prediksi para pengamat ekonomi kembali meleset. Sebelumnya sejumlah ekonom...

Neraca Perdagangan RI Masih Terus Surplus, Ditopang Ekspor Produk Manufaktur

Ketidakpastian ekonomi global akibat perang tarif perdagangan yang dikobarkan...

Banjir Likuiditas, Inflasi Pun Meninggi, Oktober 2025 Tertinggi Dalam 5 Tahun Terakhir

Banjir likuiditas sepanjang 2-3 bulan terakhir membuat belanja masyarakat...

Berita Terkini