Dua Triwulan Manufaktur RI Konsisten Tumbuh di Atas Pertumbuhan Ekonomi
Industri pengolahan atau manufaktur konsisten tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tekanan ekonomi global. Selain data Badan Pusat Statistik (BPS), hal itu juga didukung oleh hasil survei PMI Manufaktur S&P Global serta Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Kemenperin yang menunjukkan manufaktur RI makin ekspansif.
Berdasarkan data BPS yang diolah Kementerian Perindustrian (Kemenperin), industri pengolahan nonmigas (IPNM) tumbuh 5,58 persen pada triwulan III tahun 2025. Lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang 5,04 persen. Pada triwulan II 2025 pertumbuhan manufaktur mencapai 5,68 persen dibanding pertumbuhan ekonmi 5,12 persen.
“Dengan capaian itu, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi terhadap ekonomi, sebesar 1,04 persen, yang menegaskan peran strategis sektor manufaktur sebagai motor penggerak ekonomi nasional,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangan tertulis akhir pekan ini.
Baca juga: S&P Global: Pesanan Meningkat, Manufaktur Indonesia Kian Ekspansif
Dari sisi pengeluaran, tingginya pertumbuhan manufaktur itu ditopang oleh ekspor dan investasi. Pada triwulan III 2025, eskpor non migas tumbuh 12,56 persen (yoy) dengan kontribusi 85,21 persen terhadap total ekspor nasional.
Lima produk manufaktur telah menjadi komoditas andalan ekspor nasional dengan pertumbuhan tertinggi pada kuartal III 2025. Yaitu, lemak & minyak hewan/nabati, besi baja, mesin dan peralatan listrik, perhiasan dan permata, serta kendaraan dan bagiannya, yang tumbuh 50,34 persen, 15,88 persen, 17,55 persen, 82,43 persen dan 8,12 persen.
“Produk manufaktur telah menjadi andalan ekspor Indonesia. Yang membuktikan industri dalam negeri mampu bersaing dengan negara lain, dan menjadi motor penggerak perekonomian. Pertumbuhan ekspor produk manufaktur pada kuartal ini juga terus berdampak terhadap surplus neraca dagang Indonesia,” ujar Menperin.
Sementara sepanjang Januari-September 2025, realisasi investasi di sektor manufaktur mencapai Rp562,7 triliun. Terdiri atas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp178,9 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp383,8 triliun.
Baca juga: Kemenperin Klaim Pelaku Industri Lebih Optimis dengan Prospek Usahanya
“Industri manufaktur menyumbang 37,73 persen terhadap total investasi nasional. Sementara untuk ekspor, kontribusinya bahkan mencapai 81 persen dari total ekspor nasional. Hal ini menunjukkan investasi di sektor manufaktur masih menarik bagi investor asing dan domestik,” terang Menperin.
Dari sisi tenaga kerja, industri pengolahan menyerap 20,31 juta tenaga kerja atau sekitar 13,86 persen dari total tenaga kerja nasional. Selama Febuari–Agustus 2025 industri pengolahan menyerap 210 ribu tenaga kerja, kedua terbesar setelah sektor kontruksi.