Jangan Sepelekan Sprei, Simak Cara Tepat Pembersihan dan Penggantiannya
Gatal, bersin, hingga tidur yang tidak nyaman bisa jadi disebabkan karena sprei yang sudah terlalu lama tidak diganti. Sprei yang kotor bisa menjadi tempat favorit bagi tungau untuk berkembang biak dan hal ini kerap tidak disadari oleh yang tidak di atasnya.
Meski terdengar sepele, berbagai hewan mikroskopis bisa sangat berpengaruh terhadap kesehatan kulit hingga kualitas tidur. Sprei yang jarang diganti membuat ada banyak debu dan menjadi sarang tungau yang berkembang biak di lapisan kasur.
Jadi kapan sebaiknya mengganti sprei? Toko perkakas Azko memberikan panduan sebagaimana siaran pers yang diterbitkan Sabtu (29/11). Idealnya, sprei diganti setiap dua minggu sekali namun frekuensi ini bisa berbeda tergantung pada kebiasaan maupun kondisi kamar.
Untuk mengganti sprei, perhatikan juga berbagai faktor faktor yang mempercepat penumpukan kotoran di sprei. Di area tropis seperti Indonesia, keringat saat tidur bisa membuat kamar dan bantal menjadi lembap dan kondisi ini bisa mempercepat pertumbuhan jamur.
Sel kulit mati dari regenerasi di malam hari memang tidak terlihat, tapi hal ini bisa menyisakan sesuatu di permukaan kasur. Debu dari udara, kipas angin, dan lainnya juga mudah menempel pada serat sprei.
Kemudian bulu hewan peliharaan bahkan kotoran yang dibawa bisa mempercepat pertumbuhan tungau dan bakteri. Kebiasaan makan di kasur yang menghasilkan remahan makanan juga bisa menjadi sumber makanan bagi tungau debu.
Jadi bila kamu tinggal di lingkungan yang mudah lembap, sering berkeringat saat tidur, atau memiliki hewan peliharaan, sebaiknya sprei diganti seminggu sekali. Sprei yang bersih atau baru diganti juga bukan berarti aman karena masih ada kemungkinan tungau menempel di bagian kasur maupun area lainnya.
Baca juga: Membuat Cucian Cepat Kering dan Tidak Bau Saat Musim Hujan
Bagaimana untuk mengurangi risiko dari kondisi lembap maupun debu? Salah satunya dengan menggunakan bantal dan guling bambu. Ini bisa menjadi pilihan terbaik karena material alami bambu memiliki sifat anti bakteri yang bisa mencegah pertumbuhan bakteri dan mengurangi perkembangan tungau.
Bahan ini juga lebih sejuk dan menyerap kelembapan dengan baik. Di Azko, pilihannya yaitu Sleeplite Bantal Body Pillow Bamboo yang terbuat dari bahan bambu fiber lembut yang bisa memberikan dukungan pada kepala dan leher. Perawatannya juga praktis cukup dicuci berkala dan dijemur di bawah sinar matahari.
Pemilihan bahan sprei dari serat bambu juga bisa dipilih seperti Cotton Couture Sprei Bambu. Memiliki anyaman yang rapat dan terbuat dari bahan anti-bakteri bisa membantu mencegah tungau maupun alergen yang bisa menembus kain.
Kemudian cuci sprei dengan air panas (suhu minimal 60 derajat celcius) yang efektif membasmi tungau. Pastikan suhu air tidak terlalu tinggi supaya tidak merusak serat kain dan gunakan deterjen lembut tanpa pewangi berlebih supaya tidak menimbulkan iritasi kulit.
Jemur sprei di sinar matahari karena tungau dan bakteri akan lebih cepat lemah saat terkena sinar matahari dan kondisi kering. Supaya hasilnya optimal, pastikan sprei dijemur dalam posisi terbuka dan tidak menumpuk sehingga setiap bagian mendapatkan paparan sinar matahari merata.
Hal lainnya lagi, bisa dilakukan pembersihan dengan vakum minimal sebulan sekali untuk bagian kasur karena debu dan tungau banyak yang menumpuk di permukaan maupun di dalam lipatan kasur. Pastikan juga kondisi kamar tetap kering dan tersirkulasi dengan baik. Pada akhirnya, tidur nyaman bukan soal kemewahan tapi soal kebiasaan kecil dengan merawat setiap hari supaya kamar tetap bersih.