Minggu, Desember 14, 2025
HomeBerita PropertiJakarta, Kota Dengan Standar Hidup Termahal

Jakarta, Kota Dengan Standar Hidup Termahal

Ipsos Business Consulting Indonesia (IBCI) merilis survei mengenai standar hidup kota-kota besar dunia. Hasilnya, Jakarta merupakan kota dengan standar hidup termahal. Survei dilakukan pada minggu terakhir bulan Februari 2014. Penentuan standar kermahalan itu dikaitkan dengan tingkat penghasilan rata-rata penduduk Jakarta.

Salah satu cafe di Jakarta
Nongkrong di kafe sudah menjadi gaya hidup di Jakarta

Menurut Domy Halim, Country Manager IBCI, rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia sebesar US$258 per bulan. Sementara rata-rata pendapatan masyarakat Hong Kong sebesar US$1.545 per bulan. Secara riil semua harga di Hong Kong jauh lebih mahal dari Jakarta. Domy mencontohkan minum kopi di kafe Jakarta harganya 2,88 dolar AS (Rp34 ribu), untuk hal yang sama di Hong Kong harganya 4,38 dolar AS. “Tapi dengan harga seperti itu untuk orang Jakarta menghabiskan 1,12 persen pendapatannya, sementara orang Hong Kong hanya 0,28 persen,” ujar Domy kepada pers di Jakarta, Rabu (16/4).

Contoh lainnya, di Jakarta harga tiket bioskop pada malam libur sebesar 4,24 dolar AS (Rp50 ribu) dibanding di New York sebesar 14,5 dolar AS. Tapi dengan patokan penghasilan masyarakat di New York sebesar 3.263 dolar AS per bulan, harga tiket yang lebih mahal tersebut jadi lebih murah 73 persen bila dibandingkan dengan Jakarta menurut standar penghasilan warganya.

Tingkat kemahalan itu juga tercermin pada biaya pemakaian internet broadband. Di Jakarta untuk mengunduh data sebesar 100 Mbps biayanya 252,46 dolar AS (Rp2,98 juta), sementara di Hong Kong dengan kecepatan 10 kalinya (1.000 Mbps) harganya hanya 77,06 dolar AS.

Tingkat kemahalan di Jakarta juga terjadi pada beberapa produk dan jasa seperti menginap di hotel bintang lima, satu tahun gym membership, produk smartphone, hingga sepotong ayam di restoran cepat saji. “Karena penghasilan masyarakat Jakarta lebih kecil dari Hong Kong, New York, London, dan Sydney maka harga produk dan jasa itu menjadi lebih tinggi persentasenya di Jakarta,” imbuhnya. Yudis

Berita Terkait

Ekonomi

Modal Asing Kembali Kabur, Tapi Rupiah Stabil

Aliran modal asing portofolio sangat fluktuatif. Mudah masuk dan...

Bank BNI Dorong UMKM Hingga Pekerja Migran Naik Kelas

Bank BNI kembali memperkuat komitmen untuk meningkatkan literasi keuangan...

Ini 8 Sektor Prioritas untuk Dongkrak Ekonomi 2026, Tidak ada Sektor Perumahan

Menjelang akhir 2025, pemerintah terus mempersiapkan arah kebijakan ekonomi...

Berita Terkini