Taman Sebagai Pusat Kegiatan Masyarakat

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta cukup giat mengembangkan ruang terbuka hijau (RTH) dengan membangun taman-taman di berbagai sudut kota. Taman selain berfungsi estetika, lebih penting lagi merupakan paru-paru kota yang memiliki fungsi ekologis untuk area resapan, penyerap polusi kota, penyuplai oksigen, dan sebagainya.

Hanya saja menurut pengamat tata kota Nirwono Yoga, gencarnya pembangunan taman oleh pemprov harus diikuti dengan gerakan membangun dan menghidupkan taman. Bila warga kota sudah terbiasa beraktifitas di taman pastinya taman-taman kita akan lebih terawat dan masyarkat akan ikut serta untuk menjaganya.
“Karena itu kita adakan gerakan Ayo Ke Taman, ini untuk membangun kesadaran kita bertaman makanya kita berikan contoh apa saja yang bisa kita lakukan di taman dengan menggandeng berbagai komunitas. Misalnya kegiatan olahraga, latihan musik, diskusi, sampai sekadar untuk foto-foto narsis. Kegiatan ini harus sustain jadi jangan hanya seremonial,” ujarnya kepada housing-estate.com saat acara Ayo Ke Taman di Taman Ayodya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (4/10).
Gerakan Ayo Ke Taman ini diinisasi oleh Komunitas Kemitraan Kota Hijau di mana Nirwono menjadi koordinatornya. Gerakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia dengan Jakarta sebagai pilot project ini ingin membangun kesadaran warga kota terhadap pentingnya keberadaan taman-taman kota terlebih untuk menghidupkan taman-taman tersebut.
Kegiatan ini juga didukung oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta yang juga menyatakan komitmennya akan menyelenggarakan kegiatan Ayo Ke Taman minimal tiga bulan sekali di berbagai taman-taman kota. Nantinya, akan dipilih kegiatan di taman mana yang paling menarik untuk kemudian diberikan penghargaan.
Nirwono melanjutkan, paling tidak ada tiga aspek penting yang saling terkait dengan kegiatan di taman yaitu aspek ekologis, sosial, dan ekonomi. “Selama ini kita hanya melihat taman dari aspek ekologisnya semata, padahal kalau masyarkat sudah memiliki budaya bertaman, di sini bisa menjadi pusat terbentuknya komunitas-komunitas kreatif yang pada ujungnya bisa meningkatkan ekonomi kota,” jelasnya.
Dengan kegiatan sosial maupun interaksi yang dilakukan di taman, kegiatan ini bisa mengurangi tawuran antar warga kota maupun generasi muda bisa lebih menonjolkan ekspresinya di luar ruang. Dengan begitu bisa muncul masyarakat yang kreatif yang akan mendorong kota yang lebih layak huni dan kompetitif.
“Jadi gerakan ini tidak dimaksudkan hanya untuk seremonial, tapi yang lebih penting untuk membangun budaya bertaman. Kita juga membuat beberapa aplikasi online di media sosial untuk masyarakat meng-upload kegiatan bertamannya sehingga hal ini bisa menjadi sosialisasi dan mengajak warga lainnya untuk berkegiatan di taman,” tandasnya.