Pelemahan Pasar Properti Tidak Diantisipasi Pengembang

Melemahnya pasar properti saat ini bukan dipicu oleh kondisi perekonomian nasional. Ini lebih disebabkan siklus karena tahun 2012-2013 pertumbuhannya sektor ini dipacu habis-habisan. Pertumbuhan harganya juga cenderung over value. Akibatnya sejak tahun 2014 sektor properti terus menurun hingga sekarang.

Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, mengatakan, pada saat pasar sedang berkibar pengembang jor-joran menggarap segmen menengah atas. Padahal, pasar yang gemuk di kelas menengah dan menengah bawah. Mereka lupa membuat antisipasi di saat pasar menengah atas mengalami pendinginan. “Karena tidak melakukan antisipasi saat pasar turun seperti sekarang ini pengembang umumnya tidak siap,” ujar Ali kepada housing-estate.com di Jakarta, Jumat (16/10).
Menurut Ali, situasi sekarang berbeda dengan krisis 1998. Krisis ekonomi tahun 1998 disebabkan faktor fundamental yang memang lemah. Sekarang fundamentalnya bagus dan belanja negara khususnya untuk pembangunan infratsuktur cukup tinggi. Karena itu masalah pemulihan perekonomian dan perbaikan sektor properti hanya soal waktu.
Perlambatan industry properti saat dinilai Ali justru bagus. Pasar menjadi lebih berkelanjutan karena harga menjadi lebih terkendali. Situasi saat ini ibarat relaksasi untuk mencari keseimbangan baru. “Kalau melihat pasar menengah bawah mengalami peningkatan permintaan dan segmen kelas atas sebaliknya, developer harus lebih tepat dalam menyusun strategi penjualan dan memilih segmen,” jelasnya.