Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsBerita UmumArsitek Senior Danisworo: Ibu Kota Pindah, Kelestarian Lingkungan Tetap Terjaga

Arsitek Senior Danisworo: Ibu Kota Pindah, Kelestarian Lingkungan Tetap Terjaga

Presiden Joko Widodo sudah memutuskan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kabupaten Penajam Passer Utara dan Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur. Tinggal menunggu persetujuan DPR. Sejumlah UU harus dibuat dan diubah. Arsitek senior yang juga guru besar arsitektur UI Prof Ir Moh Danisworo memiliki pandangan yang cukup kritis terkait hal itu.

Menurut Pendiri PT Pandega Desain Weharima (PDW), sebuah perusahaan arsitek, urban design, landscape, dan interior di Jakarta ini, wacana pemindahan ibukota sudah terlalu politis. Ia mengkhawatirkan aspek teknis dan pendukung lainnya dalam pembentukan sebuah kota baru itu, terlebih wilayah Kalimantan yang merupakan paru-paru dunia.

“Jangan lupa, hanya ada dua negara di dunia yang merupakan paru-paru dunia karena memiliki hutan tropis alami, yaitu Brazil dan Indonesia. Ini menjadi tantangan kita untuk bagaimana mengantar pelaksanaan pemindahan ibu kota dengan intervensi terhadap alam seminimal mungkin,” katanya kepada housingestate.id saat peluncuran buku “Architecture: Beyond Building” oleh PDW di Jakarta akhir pekan lalu.

Pria berusia 80 tahun yang telah menggeluti dunia arsitektur selama 53 tahun ini, mengingatkan pendekatan membangun kota baru di wilayah paru-paru dunia tersebut. Salah satunya tidak boleh dilakukan dengan pendekatan land use planning, karena kalau sudah membabat itu artinya melukai tanah dan ada carbon footprint yang berarti merusak lingkungan.

Pendekatan yang harus dilakukan adalah konsep environment, intervensi terhadap alam harus minimal dan apapun yang dirusak atau dihilangkan harus bisa dikembalikan. Karena itu membangunnya harus dengan unsur kehati-hatian yang tinggi, dilandasi dengan rencana dan masterplan yang detil dan sistematik.

“Saya kasih gambaran bagaimana kita mengembangkan kawasan bisnis Sudirman Central Business District (SCBD) di mana saya terlibat. Kawasan seluas 40 hektar itu sudah dikembangkan selama lebih dari 20 tahun dan kita bisa lihat hasilnya seperti itu. Ini mau mengembangkan kota baru. Yang menjadi tantangan itu bagaimana kota baru ini bisa jadi katalis untuk membuat masyarakatnya jadi lebih maju atau mentransformasikan masyarakat yang tadinya terbelakang menjadi lebih modern. Konsep smart city yang mau diterapkan bukan hanya memudahkan masyarakat dengan teknologi, tapi bagaimana kita juga smart dalam membangunnya,” beber Danisworo.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini