Senin, Oktober 20, 2025
HomeBankKredit Bermasalah Perbankan Naik, Tapi Kata Bos BI Masih Aman

Kredit Bermasalah Perbankan Naik, Tapi Kata Bos BI Masih Aman

Bank Indonesia (BI) mencatat, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) perbankan Indonesia termasuk KPR meningkat. Kalau per Desember 2023, rasio NPL gross (kotor) tercatat 2,19% dan NPL net 0,71%, pada April 2024 naik menjadi 2,33% dan 0,81%.

Kendati demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, rasio NPL itu terbilang rendah, karena masih jauh dari batas rasio NPL perbankan maksimal 5%.

“Ketahanan perbankan Indonesia tetap kuat, didukung kemampuan membayar (utang) korporasi dan rumah tangga yang juga masih baik,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan BI Juni 2024, Kamis (20/6/2024), yang disiarkan secara online.

Menurut Perry, ketahanan perbankan Indonesia terlihat dari hasil uji stres yang dilakukan BI. Likuiditasnya memadai, risiko kredit rendah, dan permodalan tetap kuat. Ruang likuiditas bank juga relatif besar. Tercermin dari alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) yang masih tinggi, 25,78% per April 2024.

Begitu pula rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan, tercatat 25,97% atau tetap tinggi per April 2024. Penyaluran kreditnya juga demikian, masih tinggi. Tumbuh 12,15% secara tahunan (yoy) pada Mei 2024.

Didorong pertumbuhan kredit di sebagian besar sektor ekonomi. Terutama perdagangan, industri, dan jasa dunia usaha, karena kinerja korporasi dan rumah tangga yang masih baik.

Baca juga: BI: April Penyaluran Kredit Tumbuh Tinggi

“Penjualan dan belanja modal dalam tren yang positif, sehingga mendorong kebutuhan pembiayaan modal kerja dan investasi. Konsumsi rumah tangga menengah atas dan atas terbilang kuat, seiring ekspektasi penghasilan yang meningkat,” ujar Perry.

Dari sisi penawaran, minat penyaluran kredit terjaga, didukung pertumbuhan DPK 8,63% (yoy), dan berlanjutnya strategi realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, serta dukungan likuiditas dari penerapan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) oleh BI.

Pertumbuhan kredit perbankan itu ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi. Masing-masing tumbuh 14,80% (yoy), 11,59% (yoy), dan 10,47% (yoy) pada Mei 2024.

Pembiayaan syariah bahkan tumbuh lebih tinggi, 14,07% (yoy). Sementara kredit UMKM tumbuh 6,74% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan berada pada batas atas di kisaran 10-12%.

Berita Terkait

Ekonomi

Program Magang Berbayar Dibuka Lagi November, Kali Ini Untuk 80 Ribu Sarjana/Diploma

Pemerintah melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah meresmikan peluncuran...

Senin Besok Penyaluran BLT Rp900.000/KK untuk 35 Juta KK Dimulai

Untuk mendongkrak daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,...

Menko Airlangga: Bisa Jaga Pertumbuhan 5 Persen Per Tahun, Indonesia Jadi Negara Bright Spot

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut satu tahun...

Berita Terkini