Cicilan Utang Kelompok Terbawah dan Teratas Meningkat Juni 2024

Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) yang dirilis Senin (8/7/2024) mengungkapkan, keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi nasional masih terjaga. Tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2024 sebesar 123,3, atau masih berada di area optimis (>100).
Tetap kuatnya keyakinan konsumen itu didorong oleh optimisme terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan.
Terlihat pada Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Juni 2024 yang tetap berada di zona optimis. Yaitu, 112,9 dan 133,8 poin.
Optimisme konsumen itu terjadi pada seluruh kategori pengeluaran. Terutama pada responden dari kalangan atas (pengeluaran > Rp5 juta), dengan optimisme tertinggi terjadi pada kelompok usia 31-40 tahun.
Optimisme konsumen juga tercermin pada rasio konsumsi terhadap pendapatan yang meningkat. Menurut survei BI, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) pada Juni 2024 mencapai 73,9 persen, dibanding 73,0 persen pada Mei 2024.
Peningkatan porsi konsumsi terhadap pendapatan itu terjadi pada seluruh tingkat pengeluaran. Peningkatan terbesar terjadi pada kalangan menengah atas (pengeluaran Rp4,1-5 juta), dari 69,4 menjadi 72,6 persen, dan kalangan menengah (pengeluaran Rp3,1-4 juta) dari 71,8 menjadi 73,1 persen.
Pada tiga kelompok lain (pengeluaran Rp1-2 juta, Rp2,1-3 juta, dan >Rp5 juta), porsi konsumsi terhadap pendapatannya hanya naik tipis.
Baca juga: Cicilan Utang Meningkat, Konsumen Kurangi Belanja
Sementara proporsi pembayaran cicilan/utang dibanding pendapatan (debt to income ratio) secara keseluruhan menurun dari 10,3 persen menjadi 9,6 persen.
Penurunan terbesar terjadi pada kelompok pengeluaran Rp4,1-5 juta, dari 12,9 (Mei 2024) menjadi 10,1 persen (Juni 2024). Disusul kelompok pengeluaran Rp2,1-3 juta dari 10,2 menjadi 9,2 persen, dan kelompok pengeluaran Rp3,1-4 juta dari 11,2 menjadi 10,7 persen.
Sedangkan cicilan utang kalangan bawah (pengeluaran Rp1-2 juta) naik dari 7,3 menjadi 7,7 persen.
Demikian pula cicilan utang kaum atas (pengeluaran > Rp5 juta), meningkat dari 13,9 menjadi 14,7 persen.
Sementara proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) relatif stabil dibanding bulan sebelumnya, sebesar 16,5 persen.