Triwulan III 2024 BI Prediksi Penyaluran Kredit Lebih Ketat

Survei Perbankan Bank Indonesia yang dirilis Selasa (23/7/2024) menyatakan, penyaluran kredit baru pada triwulan III 2024 diprakirakan masih meningkat.
Terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) prakiraan penyaluran kredit baru triwulan III 2024 sebesar 93,6 persen, dibanding 89,1 persen pada triwulan II.
Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada triwulan III 2024, masih sama dengan periode-periode
sebelumnya. Yaitu, kredit modal kerja, diikuti kredit investasi dan kredit konsumsi.
Pada kredit konsumsi, penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) masih akan menjadi prioritas utama, diikuti Kredit Multiguna dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada triwulan III 2024 paling banyak ke industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta perantara keuangan.
Namun, kebijakan penyaluran kredit pada triwulan III diprakirakan lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) triwulan III yang bernilai 2,6 persen.
ILS menggunakan SBT berdasarkan bobot kredit responden terhadap total kredit responden dan bobot jawaban. Penyaluran kredit lebih ketat bernilai (1), sedikit lebih ketat (0,5), tidak berubah (0), sedikit lebih longgar (-0,5), lebih longgar (-1). Nilai SBT > 0 berarti lebih ketat, dan SBT < 0 berarti lebih longgar.
Standar penyaluran kredit yang lebih ketat itu diprakirakan terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali kredit konsumsi lainnya.
Sebagian besar aspek kebijakan penyaluran kredit diprakirakan lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama untuk biaya persetujuan kredit. Sementara suku bunga kredit diprakirakan lebih longgar.
Baca juga: Kredit Bermasalah Perbankan Naik, Tapi Kata Bos BI Masih Aman
Secara keseluruhan responden memprakirakan outstanding kredit sampai akhir 2024 tumbuh 11,8 persen secara tahunan (yoy), hanya sedikit lebih tinggi dibanding realisasi pertumbuhan penyaluran kredit 2023 dan 2022 yang tercatat 10,4 persen dan 11,4 persen.
Pertumbuhan penyaluran kredit yang terbatas itu selaras dengan pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan.
Angkanya masih cukup tinggi, tercermin dari SBT prakiraan penghimpunan DPK 2024 sebesar 84,5 persen, namun lebih rendah dibanding SBT 2023 sebesar 93,7 persen, yang mengindikasikan lebih ketatnya likuiditas akibat kenaikan tingkat bunga.