Pendapatan Perkapita Jakarta Sudah USD21.000, Indonesia Baru Menuju USD5.000

Hilirisasi yang meningkatkan nilai tambah sumber daya alam selain Proyek Strategis Nasional (PSN), berhasil mengerek pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi di provinsi-provinsi di wilayah timur yang memiliki sumber daya alam besar.
Sebutlah misalnya, pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua (12,15 persen), Sulawesi (6,35 persen), dan Kalimantan (6,17 persen), didorong oleh kegiatan pertambangan, industri logam, dan pembangunan IKN.
Hal itu menunjukkan, hilirisasi mampu meningkatkan nilai tambah dan mendistribusikan manfaat ekonomi secara lebih merata di seluruh Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal itu dalam sambutannya pada acara BJ Habibie Memorial Lecture bertema “Peran Iptek, Inovasi dan Sektor Lain dalam Menuju Indonesia Emas 2045” di Jakarta, Selasa (23/7/2024).
“Kita harus mengusahakan mengerek ekonomi daerah lain untuk bisa juga tumbuh lebih tinggi, sehingga pendapatan per kapita kita meningkat dan kita bisa keluar dari middle income trap,” kata Menko Airlangga seperti dikutip keterangan tertulis Kemenko Perekonomian.
Baca juga: Menko Airlangga: Supaya Ekonomi Tumbuh Lebih Tinggi, 3 Mesin Ini Harus Dipacu
Middle income trap adalah istilah yang merujuk pada pendapatan sebuah negara yang tidak beranjak dari level menengah alias tidak bisa menjadi negara maju, karena pertumbuhan ekonominya yang stagnan selain karena sumber daya manusia (SDM)-nya yang payah.
Karena itu dalam acara tersebut, Airlangga menyebut juga pentingnya meningkatkan kualitas SDM seperti harapan BJ Habibie, SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan memiliki daya saing, agar Indonesia bisa lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah.
Airlangga menyebut, akhir tahun ini pendapatan per kapita Indonesia diperkirakan mencapai USD5 ribu, alias masih middle income. “Yang bisa dibilang sudah keluar dari middle income trap itu (baru) Jakarta, dengan pendapatan per kapita USD21 ribu,” ujarnya.
Hadir dalam acara itu Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Ketua Komisi Ilmu Sosial Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Syarif Hidayat, Ketua Dewan Pembina Centre for Technology and Innovation Studies (CTIS) Wardiman Djojonegoro, Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amarulla Octavian, Direktur Fasilitasi Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Wisnu Sardjono Soenarso, Plt. Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia E. Aminudin Aziz, dan Ilham Habibie selaku perwakilan keluarga BJ Habibie.