Minggu, September 7, 2025
HomeNewsEkonomiJuli Tetap Deflasi, Kata BPS Bukan Karena Penurunan Daya Beli Tapi Karena...

Juli Tetap Deflasi, Kata BPS Bukan Karena Penurunan Daya Beli Tapi Karena Ini

Pada Juli 2024 ekonomi Indonesia kembali mengalami deflasi (penurunan indeks harga konsumen/IHK) secara bulanan (m-to-m) sebesar 0,18 persen. Penurunan harga barang Juli itu jauh lebih tinggi dibanding deflasi Juni yang tercatat 0,08 persen dan Mei sebesar 0,03 persen.

Menurut Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/8/2024), penyumbang deflasi Juli adalah kelompok bahan makanan bergejolak atau volatile food yang selama ini sangat mempengaruhi inflasi secara umum.

Antara lain bawang merah, cabai merah, tomat, dan daging ayam. Bawang merah memberi andil deflasi terbesar 0,11 persen. Disusul cabai merah 0,09 persen, tomat 0,07 persen, daging ayam ras 0,04 persen dan bawang putih 0,02 persen.

Sebelumnya harga berbagai bahan pangan itu memang sempat melambung tinggi. Kini sudah turun jauh digantikan cabai rawit merah yang terbang tinggi. Bahan pangan yang juga menyumbang deflasi Juli adalah telur ayam, kol, sawi hijau, kacang panjang, ketimun dan buncis.

Amalia menyatakan, pada Juli suplai berbagai bahan pangan penyumbang deflasi itu melimpah di pasar. Karena itu harganya merosot. “Suplai yang cukup di pasar menyebabkan penurunan harga. Jadi, deflasi Juli bukan karena penurunan daya beli, tapi karena pasokan barang yang melimpah,” jelasnya.

Sementara secara tahunan (y-on-y) pada Juli 2024 terjadi inflasi 2,13 persen, dan inflasi tahun kalender atau year to date (y-to-d) 0,89 persen. Menurun dibanding inflasi y-on-y Juni 2024 yang tercatat 2,51 persen dengan inflasi y-to-d 1,07 persen.

Baca juga: Penurunan Harga Bapok Berlanjut, Juni 2024 Deflasi Lagi

BPS mencatat, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau 3,66 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,99 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,50 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,05 persen, dan kelompok kesehatan 1,77 persen.

Kemudian kelompok transportasi 1,22 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 1,49 persen, kelompok pendidikan 1,90 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,28 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 5,59 persen.

Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,16 persen. Sedangkan inflasi y-on-y komponen inti Juli 2024 tercatat 1,95 persen, inflasi m-to-m 0,18 persen, dan inflasi y-to-d 1,32 persen.

Berita Terkait

Ekonomi

Belasan Investor Kazakhstan Lirik IKN

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia...

Program Perumahan Salah Satu yang Diharapkan Buka Lapangan Kerja

Pemerintah terus menjalin kolaborasi dengan pelaku usaha untuk membuat...

Menko Airlangga Minta Pengusaha Tahan PHK dan Buka Program Magang Berbayar untuk Sarjana Baru

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pengusaha...

Berita Terkini