Sabtu, September 6, 2025
HomeMoneterAkhir Pekan Rupiah Menguat ke Bawah Rp15.500

Akhir Pekan Rupiah Menguat ke Bawah Rp15.500

Saat penutupan perdagangan Kamis, 22 Agustus 2024, nilai tukar rupiah tercatat pada level (bid) Rp15.595 per dolar AS (USD). Menguat dibanding saat penutupan perdagangan Kamis pekan lalu di level (bid) Rp15.740.

Bersamaan dengan itu imbal hasil atau yield SBN (Surat Berharga Negara) tenor 10 tahun turun ke level 6,63 persen. Begitu pula indeks USD atau DXY, melemah ke level 101,51, dan yield surat utang pemerintah AS atau US Treasury Note 10 tahun turun ke level 3,852 persen.

Mengutip keterangan tertulis Bank Indonesia, Jum’at (23/8/2024), pada pembukaan perdagangan Jumat, 23 Agustus 2024, rupiah melemah ke level (bid) Rp15.600 per USD, diikuti kenaikan yield SBN 10 tahun ke level 6,66 persen.

Namun, saat penutupan perdagangan, rupiah di pasar spot ditutup menguat ke level Rp15.492 per USD atau 0,69 persen dibanding pembukaan perdagangan.

Penguatan rupiah itu terbilang paling tinggi di Asia setelah baht Thailand yang menguat 0,75 persen. Hampir seluruh mata uang negara Asia menguat terhadap dolar AS, kecuali peso Filipina, serta dolar Taiwan dan Hongkong yang sedikit melemah.

Fluktuasi nilai tukar rupiah lazimnya terkait dengan aliran masuk modal asing portofolio. Banyaknya dana asing masuk ke Indonesia, lazimnya akan membuat kurs rupiah perkasa.

Baca juga: BI: Rupiah Cenderung Masih Akan Menguat

Berdasarkan data transaksi 19–22 Agustus 2024, nonresiden (asing) tercatat melakukan beli neto Rp15,91 triliun.

Terdiri dari beli neto Rp11,45 triliun di pasar SBN, Rp4,13 triliun di pasar saham, dan Rp0,33 triliun di SRBI (Sekuritas Rupiah BI).

Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 22 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp185,29 triliun di SRBI, Rp6,40 triliun di pasar saham, dan Rp6,39 triliun di pasar SBN.

Pada semester II 20024 sampai 22 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp54,94 triliun di SRBI, Rp40,35 triliun di pasar SBN, dan Rp6,06 triliun di pasar saham.

Kendati rupiah menguat, premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 22 Agustus 2024 tercatat 69,56 bps, sedikitnaik dibanding 16 Agustus 2024 yang tercatat 69,45 bps.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini