Kaum Menengah Terus Kurangi Belanja, Khawatirkan Prospek Penghasilannya

Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan meningkat. Tecermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Agustus 2024 yang berada pada zona optimis (>100), meningkat 1,6 poin dari 133,3 pada Juli 2024 menjadi 134,9.
Menurut Survei Konsumen Bank Indonesia Agustus 2024 yang dirilis Senin (9/9/2024), menguatnya IEK itu didorong oleh peningkatan seluruh komponennya.
Yaitu, ekspektasi terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha, masing-masing naik dari 137,7 menjadi 140,0, dari 131,7 menjadi 132,2, dan dari 130,5 menjadi 132,6.
Peningkatan IEK paling tajam terjadi pada kalangan bawah (kelompok pengeluaran Rp1-2 juta), menengah atas (Rp41,-5 juta), dan atas (>Rp5juta).
Sedangkan IEK kelompok menengah dengan pengeluaran Rp2,1-3 juta dan Rp3,1-4 juta) menurun, masing-masing dari 132,4 menjadi 130,9 dan dari 141,9 menjadi 139,7.
Sementara indeks persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan kerja enam bulan mendatang, hanya meningkat pada kelompok pendidikan SLTA dari 128,7 menjadi 130,7.
Kelompok pendidikan akademi, sarjana, dan pascasarjana pesimis terhadap ketersediaan lapangan kerja enam bulan mendatang. Tecermin dari penurunan indeks, masing-masing dari 138,0 menjadi 133,9, dari 140,1 menjadi 136,5, dan dari 149,0 menjadi 132,5.
Ekspektasi terhadap perkembangan kegiatan usaha ke depan, meningkat di kalangan bawah (pengeluaran Rp1-2 juta), menengah atas (Rp4,1-5 juta), dan atas (Rp>5 juta).
Tecermin dari indeks tiga kelompok itu yang naik, masing-masing dari 120,3 menjadi 125,8, dari 136,2 menjadi 139,2, dan dari 128,7 menjadi 145,3.
Sedangkan ekspektasi terhadap perkembangan kegiatan usaha ke depan di kalangan menengah (pengeluaran Rp2,1-3 juta dan Rp3,1-4 juta) menurun, masing-masing dari 127,0 menjadi 126,0, dan dari 130,4 menjadi 127,3.
Baca juga: Survei Konsumen: Belanja Menurun, Cicilan Utang Meningkat, Tabungan Merosot
Konsumen pada Agustus 2024 masih mengurangi belanja, dengan rata-rata proporsi pendapatan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) 73,5 persen, dibanding 73,8 persen pada Juli 2024 dan 73,9 persen pada Juni 2024.
Sedangkan proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio), dan proporsi pendapatan yang disimpan (saving to income ratio) tercatat 10,9 persen dan 15,7 persen, stagnan dibanding 10,7 persen dan 15,5 persen pada Juli 2024.
Penurunan konsumsi terhadap pendapatan terjadi pada kalangan menengah bawah (kelompok pengeluaran Rp1-2 juta dan Rp2,1-3 juta), dari 76,5 menjadi 73,5 persen, dan dari 74,3 menjadi 73,1 persen.
Sedangkan konsumsi kaum menengah dan menengah atas (kelompok pengeluaran Rp3,1-4 juta dan Rp4,1-5 juta) naik tipis, dari 72,9 menjadi 73,2 persen, dan dari 69,5 menjadi 70,4 persen.
Yang agak tinggi peningkatan konsumsinya kalangan atas (kelompok pengeluaran >Rp5 juta) dari 65,9 menjadi 67,4 persen.