Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiIni Alasannya Kenapa BI Pede Pangkas BI Rate

Ini Alasannya Kenapa BI Pede Pangkas BI Rate

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 17-18 September 2024 memutuskan menurunkan bunga acuan BI-Rate 25 bps dari 6,25 persen menjadi 6,00 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, pemangkasan BI Rate itu bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi di kisaran sasaran 4,75 – 5,5 persen tahun ini.

Pemangkasan BI Rate diharapkan memicu penurunan bunga bank, yang selanjutnya meningkatkan penyaluran kredit dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah baik. Tapi, perlu didorong agar bisa lebih tinggi lagi,” kata Perry dalam konferensi pers RDG BI melalui kanal Youtube BI, Rabu (18/9/2024).

Per Agustus 2024 BI mencatat penyaluran kredit tumbuh 11,40 persen, merosot dibanding Juli 2024 yang mencapai 12,40 persen. Pertumbuhan kredit Agustus 2024 itu terendah dalam 5 bulan terakhir.

Selain itu pemangkasan BI Rate juga akan menurunkan imbal hasil atau yield surat utang pemerintah SBN (Surat Berharga Negara), sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan di APBN.

Dengan yield SBN yang lebih rendah, beban pembayaran bunganya menjadi lebih ringan, sehingga pemerintah bisa lebih leluasa mendayagunakan APBN untuk pertumbuhan ekonomi. SBN adalah salah satu sumber utama pembiayaan APBN.

Alasan lain pemangkasan BI Rate, adalah meredanya ketidakpastian kebijakan moneter di negara maju.
Inflasi Amerika Serikat (AS) diperkirakan makin mendekati sasaran jangka menengah sebesar 2 persen, menyusul melambatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran.

Perkembangan itu mendorong prospek penurunan bunga acuan bank sentral AS The Fed atau Fed Funds Rate (FFR) lebih cepat dan lebih besar dari perkiraan semula. FFR adalah acuan suku bunga global.

Baca juga: Bank Indonesia Naikkan Bunga Acuan BI Rate Jadi 6,25%

Perry memprediksi, FFR akan turun 3 kali tahun ini, dimulai September ini, dan 4 kali tahun 2025. Penurunan FFR akan makin mengakselerasi penguatan rupiah yang sudah berlangsung sejak sebulan terakhir.

Saat ini FFR tercatat di level 5,25-5,50 persen yang berlaku sejak September 2023. The Fed diprediksi akan menurunkan FFR antara 25-50 basis poin pada Kamis (19/9/2024) dini hari waktu Indonesia.

Alasan utama BI menaikkan BI Rate selama ini, adalah menahan penurunan nilai tukar rupiah, sehingga pertumbuhan ekonomi tetap terkendali.

Terakhir RDG BI September 2024 memutuskan memangkas BI Rate, karena perkiraan terhadap inflasi Indonesia yang tetap rendah dan terjaga di kisaran sasaran 2,5±1%.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini