Waduh! Nilai Tukar Rupiah Kembali Mendekati Rp16.000

Bank Indonesia (BI) melaporkan akhir pekan lalu (13/12/2024), nilai tukar rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.920 per dolar AS (USD) pada akhir perdagangan Kamis (12/12/2024). Melemah dibanding penutupan perdagangan Kamis pekan sebelumnya yang tercatat di level Rp15.865 per USD.
Pada pembukaan perdagangan Jum’at (13/12/2024), kurs rupiah dibuka makin merosot pada level (bid) Rp15.945 per USD. Sepanjang Jum’at kurs rupiah berfluktuasi dan mencatat level terkuat Rp15.945, sebelum melorot menjadi Rp15.990 saat penutupan perdagangan setelah sempat menyentuh level psikologis Rp16.000 per USD.
Kurs rupiah Rp15.990 pada akhir pekan ini merupakan yang terburuk dibanding akhir September 2024. Pekan ketiga September 2024 nilai tukar rupiah tercatat Rp15.150 per USD, menyusul pemangkasan BI Rate oleh BI dan bunga acuan Fed Fund Rate oleh bank sentral AS The Fed.
Sebelum September 2024, kurs rupiah terhadap USD tercatat di atas Rp16.000. Pada akhir perdagangan Jumat, 26 Juli 2024, misalnya, rupiah ditutup melemah ke level Rp16.301 per USD.
Setelah itu sepanjang Agustus-September rupiah terus menguat ke bawah Rp16.000 dengan puncaknya pada minggu ketiga September 2024 sebelum berangsur-angsur melemah lagi.
Baca juga: Rupiah Terus Melemah, Penyaluran Kredit Bisa Makin Payah
Kenaikan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun menjadi 6,95 persen pada Kamis, dan 7,00 persen pada Jum’at pekan ini, tidak mampu menahan depresiasi rupiah.
Begitu pula intervensi Bank Indonesia di pasar spot, pasar forward, dan pasar obligasi negara, tidak cukup memadai memperkuat nilai tukar rupiah.
Mengutip Gubernur BI Perry Warjiyo dua pekan lalu, ini memang era “strong dolar” menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS, negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Tercermin dari penguatan indeks dolar (DXY) pekan ini ke level 106,96, dan kenaikan yield surat utang pemerintah AS atau US Treasury (UST) Note 10 tahun ke level 4,328 persen. Hal itu membuat investor menarik duitnya dari negara-negara berkembang untuk dipindahkan ke dolar AS.