Selasa, September 9, 2025
HomeNewsEkonomiNeraca Perdagangan Indonesia Surplus 55 Bulan Berturut-Turut

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 55 Bulan Berturut-Turut

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Senin (16/12/2024), nilai ekspor Indonesia November 2024 mencapai USD24,01 miliar, turun 1,70 persen dibanding Oktober 2024 (mtm), namun meningkat 9,14 persen dibanding November 2023 (yoy).

Ekspor nonmigas mencapai USD22,69 miliar, turun 1,67 persen dibanding Oktober 2024 (mtm) dan naik 9,54 persen dibanding November 2023 (yoy).

Secara kumulatif, ekspor Indonesia Januari–November 2024 mencapai USD241,25 miliar, naik 2,06 persen dibanding Januari-November 2023. Dari jumlah itu, ekspor nonmigas tercatat USD226,91 miliar atau naik 2,24 persen.

Dari 10 komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar, sebagian mengalami penurunan ekspor. Penurunan terbesar pada lemak dan minyak hewani/nabati senilai USD317,9 juta (10,48 persen). Yang meningkat ekspor nikel dan barang daripadanya sebesar USD467,6 juta (87,26 persen).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–November 2024 naik 4,70 persen dibanding periode yang sama 2023.

Ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan, bahkan meningkat 26,80 persen, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 8,83 persen.

Ekspor nonmigas November 2024 terbesar masih ke Tiongkok, mencapai USD6,24 miliar. Disusul Amerika Serikat USD2,34 miliar, dan India USD1,58 miliar, dengan kontribusi ketiganya 44,82 persen. Ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing USD4,09 miliar dan USD1,37 miliar.

Sementara impor Indonesia November 2024 mencapai USD19,59 miliar, turun 10,71 persen dibanding Oktober 2024 (mtm), dan naik tipis 0,01 persen dibanding November 2023 (yoy).

Impor migas mencapai USD2,57 miliar, merosot 29,88 persen dibanding Oktober 2024, dan turun 26,32 persen dibanding November 2023.

Impor nonmigas November 2024 mencapai USD17,02 miliar, turun 6,87 persen dibandingn Oktober 2024, dan naik 5,71 persen dibanding November 2023.

Dari 10 golongan barang utama nonmigas November 2024, impor mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya mengalami penurunan tertinggi senilai USD404,4 juta (15,49 persen) dibanding Oktober 2024. Sedangkan impor gula dan kembang gula, meningkat paling besar senilai USD75,8 juta (25,19 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar November 2024 masih Tiongkok senilai USD6,53 miliar (38,35 persen). Disusul Jepang USD1,49 miliar (8,76 persen), dan Amerika Serikat USD0,76 miliar (4,47 persen). Impor nonmigas dari ASEAN USD2,75 miliar (16,18 persen) dan Uni Eropa USD0,99 miliar (5,80 persen).

Seluruh impor menurut golongan penggunaan barang selama Januari–November 2024 mengalami peningkatan dibanding 2023.

Golongan bahan baku/penolong meningkat tertinggi senilai USD7,31 miliar (4,96 persen), diikuti barang modal USD1,41 miliar (3,92 persen), dan barang konsumsi USD0,90 miliar (4,62 persen).

Baca juga: Neraca Pembayaran Surplus Tinggi, Rupiah Langsung Terdongkrak

Dari ekspor impor itu, neraca perdagangan Indonesia November 2024 mencatat surplus USD4,42 miliar. Yaitu, dari surplus sektor nonmigas USD5,67 miliar, dikurangi defisit sektor migas USD1,25 miliar.

Surplus neraca perdagangan November itu melonjak dibanding Oktober yang tercatat USD2,48 miliar, dan merupakan yang tertinggi selama 7 bulan terakhir.

Pada September 2024 surplusnya tercatat USD3,23 miliar, Agustus 2024 USD2,90 miliar, Juli USD0,47 miliar, Juni USD2,39 miliar, Mei USD2,93 miliar, dan April USD2,72 miliar.

Dengan surplus pada November 2024 itu, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 55 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Surplus neraca perdagangan menunjukkan ekspor lebih tinggi daripada impor, bergairahnya manufaktur ekspor di dalam negeri, dan lazimnya meningkatkan cadangan devisa dan memperkuat nilai tukar mata uang sebuah negara.

Berita Terkait

Ekonomi

Cadangan Devisa Terus Merosot, Agustus 2025 Berkurang Lagi Jadi USD150,7 Miliar

Cadangan devisa merupakan salah satu instrumen yang menentukan stabilitas...

Menteri Keuangan Diganti, Harga Saham Jatuh

Presiden Prabowo Subianto mengganti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati...

Kiprah BSI Dorong Green Zakat, dari Green Building Hingga One Home One Tree

Bank BSI terus mendorong optimalisasi zakat dan pertumbuhan ekonomi...

Utang Pinjol dan Paylater Warga RI Terus Meningkat Tinggi

Buy now pay later (BNPL) adalah layanan keuangan yang...

Berita Terkini