Makin Banyak Serviced Apartment yang Gerus Pasar Hotel

Serupa dengan apartemen jual (strata) atau kondominium, pasokan utama apartemen sewa di Jakarta masih akan berasal dari proyek kondominium sewa dalam tahap penyelesaian (eksisting).
Demikian diungkapkan analisis pasar properti “Ulasan 2024 dan Proyeksi 2025” versi konsultan properti Cushman & Wakefield yang dipublikasikan pekan lalu.
Kondominium sewa adalah apartemen strata yang dijual developer sebagai instrumen investasi (untuk disewakan, bukan dihuni sendiri oleh pembelinya).
Saingannya adalah apartemen servis (sewa). Yaitu, apartemen yang dikembangkan benar-benar untuk disewakan layaknya hotel.
Bedanya dengan hotel, masa penyewaannya lebih lama, biasanya lebih dari seminggu, dan pengelolaannya ditangani operator hotel ternama.
Untuk serviced apartment ini, Cushman melaporkan pasoknya tahun ini akan didominasi Ascott yang sedang berekspansi di Asia Tenggara.
“Ascott mengumumkan 28 penandatanganan (proyek) baru di Asia Tenggara pada September 2024. Menambahkan lebih dari 3.400 unit (apartemen servis) dalam manajemen mereka,” tulis Cushman.
Di Jakarta ekspansi Ascott menambahkan setidaknya 301 unit apartemen servis yang akan
buka di Jakarta (Citadines Airport Connect dan Oakwood Slipi).
Dengan Citadines Airport, Citadines Kemang, Ascott Menteng, dan Swissotel Living Jakarta Mega Kuningan beroperasi tahun ini, pasar apartemen servis di Jakarta akan kedatangan 717 unit pasokan baru bila semua proyek selesai sesuai jadwal.
Baca juga: Pasok Apartemen Sewa Melimpah, Akan Bertambah 47.668 Unit Dalam Beberapa Tahun ke Depan
Sementara pasar kondominium sewa diproyeksikan melambat, sejalan dengan belum terlalu bergairahnya pasar kondominium secara umum, dengan tambahan pasokan baru sekitar 4.000 unit tahun ini.
Penyerapan (penjualan) unit apartemen sewa 2024 diproyeksikan stabil di kisaran 5.500 di seluruh subsektor, mengikuti tren penyerapan sejak tahun 2023.
Untuk mensiasati pasar, makin banyak serviced apartment yang mengadopsi strategi hibrid, menyewakan unitnya layaknya hotel (short stay).
Karena itu permintaan serviced apartment tahun ini diproyeksikan Cushman tetap
berfluktuasi mengikuti tren hari libur. Tahun ini tingkat kekosongan apartemen servis diperkirakan sekitar 35 persen, dan kondominium sewa 42 persen.
Selama tahun lalu, tarif apartemen sewa sedikit meningkat seiring dengan meningkatnya
permintaan. Peningkatan harga sewa tahun ini diperkirakan lebih mengikuti tren inflasi.
“Tapi, harga sewa bisa berubah jika ada kebijakan yang mempengaruhi sektor perhotelan,
mengingat makin banyak serviced apartment yang menggarap pasar short-stay,” tutup Cushman.