Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiTrump Mau Dilantik, Asing Tarik Duitnya dari Indonesia

Trump Mau Dilantik, Asing Tarik Duitnya dari Indonesia

Awal 2025 modal asing portofolio kembali mengalir masuk (beli neto) ke Indonesia, setelah sepanjang Oktober-Desember 2024 ramai-ramai menariknya (jual neto) untuk dipindahkan ke instrumen dolar AS (USD).

Pemicunya adalah eforia terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS yang akan fokus menggenjot ekonomi AS, dan kondisi perekonomian AS seperti data pengangguran dan inflasi, serta rencana penurunan bunga cuan bank sentral AS Fed Fund Rate (FFR).

Aliran masuk keluar modal asing portofolio sangat mempengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD). Bila banyak yang melakukan beli neto, rupiah menguat, dan sebaliknya.

Awal Januari 2025 investasi asing portofolio kembali mengalir masuk. Mengutip laporan BI, Jum’at (3/1/2025), selama 30 Desember 2024–2 Januari 2025, asing tercatat beli neto Rp1,08 triliun.

Terdiri dari beli neto Rp0,32 triliun di pasar saham, beli neto Rp1,94 triliun​ di pasar SBN, dan jual neto Rp1,17 triliun di SRBI. Karena itu rupiah sedikit menguat.

Namun, selama 6 – 9 Januari 2025, keterangan tertulis Bank Indonesia, Jum’at (10/1/2025), melaporkan, nonresiden atau asing kembali melakukan jual neto.

Nilainya mencapai Rp4,38 triliun. Terdiri dari jual neto Rp1,92 triliun di pasar saham, jual neto Rp2,90 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp0,44 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d 9 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp1,10 triliun di pasar saham, beli neto Rp3,83 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp2,67 triliun di SRBI.

Baca juga: Arus Modal Asing Surplus, Tapi Rupiah Tetap Melemah. Menkeu: Faktor Trump

Pemicunya adalah eforia pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS pada 20 Januari 2025. Trump ditengarai akan fokus memperkuat ekonomi domestik disertai penerapan tarif tinggi terhadap produk-produk dari negara lain.

Hal itu akan meningkatkan inflasi global dan merosotnya perdagangan yang membuat cemas para investor, sehingga mereka mengamankan duitnya ke instrumen dolar AS sebagai safe heaven.

Yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun yang naik ke level 7,18 persen, dan yield SRBI di atas 7 persen tidak berhasil menahan aksi sebagian asing menarik duitnya dari Indonesia.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini