Dua Minggu Awal 2025 Aliran Masuk Modal Asing Cuma Rp5 Triliun

Dolar AS (USD) begitu perkasa dalam dua bulan terakhir, dan makin “strong” menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS pada 20 Januari 2025.
Menurut hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), 14-15 Januari 2025 yang dipublikasikan Rabu (15/1/2025), perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih kuat dari prakiraan, didukung stimulus fiskal ekspansif yang meningkatkan permintaan domestik, didukung kenaikan investasi dalam teknologi yang mendorong peningkatan produktivitas.
Namun di sisi lain, arah kebijakan pemerintah AS (di bawah Donald Trump) dan bank sentral AS berpengaruh pada ketidakpastian pasar keuangan global.
Kuatnya ekonomi AS serta dampak kebijakan tarif yang tinggi terhadap produk dari sejumlah mitra dagangnya, menahan proses disinflasi di AS, berdampak pada menguatnya ekspektasi penurunan bunga acuan bank sentral AS Fed Funds Rate (FFR) akan lebih terbatas.
Sementara kebijakan fiskal AS yang ekspansif, mendorong imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS atau US Treasury Note tetap tinggi, baik pada tenor jangka pendek maupun jangka panjang.
Bersamaan dengan ketegangan geopolitik yang meningkat, semua perkembangan itu membuat makin besarnya preferensi investor global memindahkan investasinya ke AS yang membuat kebanyakan mata uang dunia melemah.
Baca juga: Seperti yang Diperkirakan, BI Rate Dipangkas, Rupiah Makin Terpuruk
BI mencatat, pada awal 2025 (hingga 13 Januari) aliran masuk (inflows) modal asing portofolio ke instrumen keuangan domestik seperti SBN (Surat Berharga Negara) dan SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) hanya USD19 juta dan USD288 juta atau sekitar Rp5 triliun.
Sementara selama 13-16 Januari 2025, investor asing tercatat memindahkan investasi (jual neto atau outflows) dari instrumen keuangan domestik seperti SBN, SRBI, SVBI (Sekuritas Valas BI), SUVBI (Sekuritas Sukuk Valas BI), dan saham sebesar Rp9,57 triliun.
Terdiri dari beli neto (inflows) Rp0,01 triliun di pasar saham, jual neto Rp4,17 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp5,41 triliun di SRBI.
Selama tahun 2025 (sampai 16 Januari 2025), asing tercatat jual neto Rp2,63 triliun di pasar saham, jual neto Rp0,59 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp5,84 triliun di SRBI.
Lebih besarnya modal asing portofolio yang dipindahkan dari Indonesia ke instrumen dolar AS ketimbang yang masuk, merupakan salah satu pemicu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD.