Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiSelama 4 Hari Pekan Ini Modal Asing Kabur Hampir Rp10 Triliun

Selama 4 Hari Pekan Ini Modal Asing Kabur Hampir Rp10 Triliun

Bank Indonesia (BI) melaporkan melalui keterangan resmi, Jum’at (17/1/2025), berdasarkan data transaksi 13-16 Januari 2025, nonresiden atau investor asing tercatat jual neto (melepas investasinya di instrumen keuangan domestik seperti SBN, SRBI, SVBI, SUVBI, dan saham) sebesar Rp9,57 triliun.

Terdiri dari beli neto Rp0,01 triliun di pasar saham, jual neto Rp4,17 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp5,41 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 16 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto Rp2,63 triliun di pasar saham, jual neto Rp0,59 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp5,84 triliun di SRBI.

Lebih besarnya modal asing portofolio itu yang ditarik dari Indonesia untuk dipindahkan ke instrumen dolar AS ketimbang yang masuk, merupakan salah satu pemicu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD).

BI menyatakan akan terus mengoptimalkan instrumen keuangan domestik untuk memperkuat upaya stabilitas nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi, dengan mendorong aliran masuk modal asing ke dalam negeri.

Baca juga: Trump Mau Dilantik, Asing Tarik Duitnya dari Indonesia

Hingga 14 Januari 2025 posisi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar Rp914,72 triliun, USD1,96 miliar, dan USD436 juta.

“Penerbitan SRBI telah mendukung upaya peningkatan aliran masuk portofolio asing ke dalam negeri dan penguatan nilai tukar rupiah,” tulis BI. Kepemilikan asing dalam SRBI saat ini tercatat Rp228,85 triliun atau 25,02 persen dari total outstanding.

Menurut BI, suku bunga SRBI tenor 6, 9, dan 12 bulan per 10 Januari 2025 tercatat menarik untuk mendukung aliran masuk modal asing, masing-masing di level 7,06 persen, 7,10 persen, dan 7,23 persen.

Imbal hasil SBN tenor 2 tahun dan 10 tahun per 14 Januari 2025, yang meningkat menjadi 6,98 persen dan 7,25 persen, juga tetap menjaga daya tarik imbal hasil instrumen keuangan domestik di tengah berlanjutnya ketidakpastian global.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini