Sabtu, September 6, 2025
HomeBankMinim Proyek Properti Baru, Pertumbuhan Kredit Konstruksi Nyungsep

Minim Proyek Properti Baru, Pertumbuhan Kredit Konstruksi Nyungsep

Seperti sudah beberapa kali diberitakan sebelumnya, penyaluran kredit sepanjang 2024 melemah. Itulah kenapa likuiditas perekonomian atau jumlah u​​​​​​​​​​​​​​​​ang beredar pada akhir 2024 merosot. Even Natal dan Tahun Baru 2024 tidak mampu meningkatkan jumlah uang beredar.

Laporan Bank Indonesia (BI) mengenai uang beredar yang dirilis akhir pekan ini mengungkapkan, penyaluran kredit Desember 2024 tercatat Rp7.687,7 triliun. Tumbuh 9,1 persen secara tahunan (yoy) dibanding 10,1 persen pada November 2024 (yoy).

Baik krdeit korporsi maupun perorangan pertumbuhannya menurun. Kredit korporasi mencapai Rp4.185,1 triliun pada Desember 2024, tumbuh 14,8 persen (yoy) dibanding 15,2 persen pada November 2024 (yoy).

Kredit perorangan tercatat Rp3.442,7 triliun pada Desember 2024, tumbuh 2,9 persen (yoy) dibanding 3,5 persen pada November 2024 (yoy).

Yang meningkat cukup tinggi hanya kredit lainnya (kredit kepada pemda, koperasi, yayasan, dan swsata lain) sebesar Rp59,9 triliun. Tumbuh 9,6 persen pada Desember 2024 (yoy) dibanding 7,0 persen pada bulan sebelumnya (yoy).

Namun nilai kredit lainnya yang sangat kecil dibanding total kredit, membuatnya hampir tidak berpengaruh terhadap likuiditas di masyarakat.

Baca juga: November Penyaluran Kredit Properti Makin Turun

Semua jenis kredit menurun pertumbuhannya secara tahunan selama periode ulasan. Kredit modal kerja (Rp3.415,9 triliun) tumbuh 6,8 persen dibanding 7,4 persen pada November 2024.

Kredit investasi (Rp2.076,7 triliun) melemah menjadi 12,4 persen dari 12,6 persen, dan kredit konsumsi (Rp2.195,1 triliun) menurun dari 10,2 persen menjadi 9,8 persen. Kredit kepada UMKM (Rp1.405 triliun) menurun dari 3,7 persen menjadi 3,0 persen.

Khusus kredit konsumsi, pertumbuhannya dipengaruhi oleh melemahnya penyalurannya kredit pemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA) dari 10,2 menjadi 10 persen, kredit kendaraan bermotor dari 10,3 menjadi 7,8 persen, dan kredit multiguna yang stagnan 10 persen.

Sementara kredit properti (Rp1.412,3 triliun) menurun dari 7,0 persen menjadi 6,5 persen. Dipengaruhi terutama oleh kredit konstruksi yang praktis tidak tumbuh (hanya 0,01 persen) dibanding 1,2 persen pada November 2024.

Diikuti penurunan KPR/KPA dari 10,2 menjadi 10 persen, kredit real estate (pengembangan lahan) dari 6,9 menjadi 6,8 persen, dan kredit konstruksi dari 1,2 menjadi 0,01 persen.

Pengembangan proyek baru memang minim selama 2024. Kalaupun ada, sebagian besar pengembangannya dibiayai dengan dana developer sendiri plus duit konsumen.

Berita Terkait

Ekonomi

Belasan Investor Kazakhstan Lirik IKN

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia...

Program Perumahan Salah Satu yang Diharapkan Buka Lapangan Kerja

Pemerintah terus menjalin kolaborasi dengan pelaku usaha untuk membuat...

Menko Airlangga Minta Pengusaha Tahan PHK dan Buka Program Magang Berbayar untuk Sarjana Baru

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para pengusaha...

Berita Terkini