Penting! Transformasi Digital Bisnis Properti

Teknologi telah mengubah banyak landscape bisnis dan tidak terkecuali sektor properti. Di sisi lain, bisnis properti membutuhkan dukungan manajemen yang baik karena sektor ini mengelola banyak hal mulai dari perencanaan, perizinan, proses konstruksi, hingga pola-pola penjualan.
Dalam landscape bisnis yang terus bergerak tentunya membutuhkan dukungan manajemen maupun teknologi. Perusahaan manajemen dan konsultan properti Colliers Indonesia merinci beberapa hal yang harus dihadapi terkait tantangan operasional dalam mengelola bisnis properti.
“Dibutuhkan tim untuk mengukur kinerja berbagai hal yang dilakukan corporate real estate (CRE) secara akurat dalam mengelola properti. Ini menjadi tantangan perusahaan yang membutuhkan penanganan yang baik,” ujar Christina Ng, Head of Facilities Management Colliers Indonesia dalam siaran pers yang diterbitkan Rabu (12/02).
Ada banyak tantangan lain yang harus dihadapi seperti memastikan standar yang konsisten, melacak jejak karbon perusahaan, menyeimbangkan pengeluaran dengan pencapaian hasil yang optimal, hingga mengelola sejumlah aset yang tersebar di berbagai lokasi.
“Dalam dunia CRE yang dinamis, untuk mengatasi tantangan yang ada tim CRE dapat mengadopsi dann analitik data dengan memanfaatkan teknologi dan analitik data untuk
meningkatkan kemampuan melacak dan menganalisis kinerja,” imbuhnya.
Untuk itu dibutuhkan perangkat lunak manajemen pemeliharaan yang dapat memberikan insight secara langsung dan memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih terinformasi. Untuk mengukura seberapa baik kinerja tim CRE, bisa mengandalkan masukan dari penyewa maupun divisi lainnya.
Baca juga: Mau Diapakan Gedung Kantor Pemerintah di Jakarta Setelah Pindah Ibu Kota?
Bayangkan bila ada sebuah sistem tunggal yang mengintegrasikan semua fungsi dan menawarkan pandangan menyeluruh dan bisa memonitor seluruh operasi. Peran computerized maintenance management system (CMMS) menjadi semakin penting untuk manajemen fasilitas yang efisien dan efektif.
Dengan cara seperti ini bisa terus didorong kemampuan untuk meningkatkan efisiensi kerja, meningkatkan kualitas kerja, membawa penghematan biaya dengan meningkatkan fleksibilitas, efektivitas, dan efisiensi hingga mendukung keberlanjutan lingkungan.
Aktivitas menuju tranformasi digital seperti ini sangat layak untuk diupayakan. Ketika seluruh pihak yang berkepentingan sudah terbiasa dengan mekanisme maupun sistem yang ada, proses bisnis yang dijalankan akan menjadi lebih efisien dan efektif yang akan mengarah pada peningkatan efisiensi yang signifikan.
“Tentu akan ada beberapa tantangan dalam transisi menuju budaya kerja digital tapi konsep ini pada akhirnya akan memberikan manfaat yang signifikan. Transformasi juga bukan hanya meningkatkan kinerja operasional tapi juga memberikan pengembalian investasi yang substansial,” pungkas Christina.