Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiCicilan Utang Meningkat, Tabungan Menurun, Konsumen Kurangi Belanja

Cicilan Utang Meningkat, Tabungan Menurun, Konsumen Kurangi Belanja

Pada Januari 2025 rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) dan yang ditabung (saving to income ratio), tercatat sebesar 73,6 persen dan 15,3 persen. Menurun dibanding Desember 2024 yang tercatat 74,1 persen dan 15,5 persen.

Sementara rasio pembayaran cicilan utang atau debt to income ratio, meningkat dari 10,5 persen menjadi 11,1 persen pada periode yang sama.

Menurut Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) Januari 2025 yang dipublikasikan pekan ini, rasio cicilan utang meningkat pada semua kelompok, dengan kelompok pengeluaran Rp3,1-4 juta (kaum menengah) naik paling tinggi dari 11,5 menjadi 13,2 persen. Empat kelompok lain kenaikannya 1 persen atau kurang.

Sedangkan rasio konsumsi menurun pada 3 dari 5 kelompok pengeluaran antara 1-2 persen.

Yang sedikit meningkat konsumsi kelompok menengah bawah (pengeluaran Rp2,1-3 juta) dari 73,8 menjadi 74 persen, dan kalangan atas (pengeluaran >Rp5 juta) dari 68,6 menjadi 69,4 persen.

Baca juga: Konsumen Makin Optimis, Tapi Emoh Belanja dan Perbanyak Tabungan

Survei BI tersebut menyatakan, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi dalam enam bulan ke depan diprakirakan meningkat.

Tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Januari 2025 sebesar 140,8, lebih tinggi dibanding 139,5 pada bulan sebelumnya.

Meningkatnya IEK itu bersumber dari optimisme terhadap penghasilan dan kegiatan usaha ke depan, tergambar dari kenaikan indeks dari 143,3 dan 137,4 pada Desember 2024 menjadi 144,8 dan 140,7 pada Januari 2025.

Sedangkan ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja menurun dengan indeks 137 (Januari 2025) dibanding 137,6 pada Desember 2024.

Peningkatan ekspektasi konsumen terhadap penghasilan ke depan terutama terjadi pada kalangan menengah bawah (pengeluaran Rp2,1–3 juta) dengan indeks 141,4, dan kaum menengah (pengeluaran Rp3,1-4 juta) dengan indeks 148,1.

Peningkatan ekspektasi terhadap penghasilan ke depan itu, sejalan dengan peningkatan ekspektasi terhadap perkembangan kegiatan usaha ke depan, dengan peningkatan ekspektasi tertinggi pada kalangan menengah bawah dengan indeks 138,8.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini