Sabtu, September 6, 2025
HomeNewsEkonomiAda Ramadan dan Lebaran, Tapi Penjualan Eceran Maret Merosot

Ada Ramadan dan Lebaran, Tapi Penjualan Eceran Maret Merosot

Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dipublikasikan Bank Indonesia (BI), Rabu (16/4/2025), memperkirakan penjualan eceran pada Maret 2025 tumbuh 8,3 persen secara bulanan (mtm) dibanding Februari yang hanya meningkat 3,3 persen (mtm).

Peningkatan terjadi pada mayoritas kelompok barang, terutama sandang (17,56 persen-mtm), makanan, minuman, dan tembakau (9,3 persen-mtm), dan peralatan informasi dan komunikasi (7,9 persen-mtm).

Berdasarkan informasi responden, peningkatan penjualan itu terjadi karena ada kenaikan permintaan masyarakat saat Ramadan dan Idul Fitri (31 Maret-1 April 2025), yang didukung potongan harga dari pengecer.

Kendati demikian, secara tahunan (yoy) penjualan eceran Maret 2025 diperkirakan hanya tumbuh 0,5 persen (yoy) dibanding 2,0 persen pada Februari 2025 (yoy). Tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 20205 sebesar 236,7 dibanding 235,4 pada Maret 2024.

Semua kelompok barang mengalami penurunan penjualan. Penjualan kelompok suku cadang dan aksesori, makanan, minuman dan tembakau, serta barang budaya dan rekreasi, masih tumbuh positif pada Maret 2025. Masing-masing dengan IPR 6,4 persen (yoy), 1,4 persen (yoy), dan 1,6 persen (yoy).

Baca juga: Triwulan I 2025 Penjualan Eceran Diprediksi Tetap Lemah, Paling Lesu Penjualan Makanan, Sandang, dan Perlengkapan Rumah Tangga

Namun pertumbuhan IPR itu merosot dibanding Februari 2025 masing-masing sebesar 16,1 persen (yoy), 1,8 persen (yoy), dan 7,5 persen (yoy). Sementara penjualan atau IPR kelompok barang lainnya terkontraksi (minus).

Penurunan paling dalam terjadi pada penjualan sandang dari IPR 4,9 persen (yoy) pada Februari 2025 menjadi minus 2,6 persen (yoy) pada Maret 2025. Diikuti barang lainnya dari 6,6 persen menjadi minus 1 persen, bahan bakar kendaraan bermotor dari 3,3 persen menjadi minus 1,1 persen, serta peralatan informasi dan komunikasi dari minus 2,3 persen menjadi minus 9 persen.

Selama triwulan pertama 2025, penjualan eceran atau IPR juga menurun. Hanya tumbuh 1 persen (yoy) dibanding IPR triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,4 persen (yoy). Mayoritas kelompok barang mengalami penurunan IPR, atau meningkat pertumbuhan IPR-nya namun masih negatif alias minus.

Termasuk penjualan makanan, minuman dan tembakau yang menurun dari 2,7 persen pada triwulan IV 2024 menjadi 1,3 persen pada triwulan I 2025, sandang dari 0,9 persen menjadi minus 1,2 persen, serta bahan bakar kendaraan bermotor dari 7,3 persen menjadi 0,3 persen.

Yang meningkat pertumbuhan IPR-nya selama triwulan I 2025 hanya kelompok suku cadang dan aksesoris dari 9,7 persen menjadi 12,6 persen, serta barang budaya dan rekreasi dari minus 0,8 persen menjadi 3,6 persen.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini