Negosiasi dengan AS Soal Tarif Dimulai, Dalam 60 Hari Ditargetkan Tercapai Kesepakatan

Merespon pengenaan tarif resiprokal (timbal balik) 32 persen oleh Amerika Serikat (AS) untuk produk impor dari Indonesia, pemerintah bergegas menugaskan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin delegasi ke Washington DC, AS, untuk berunding.
Airlangga didampingi Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang juga mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono, dan Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Washington DC Ida Bagus Made Bimantara. (Ses/Dep2).
Delegasi Indonesia ditargetkan bisa bertemu 4 pejabat utama AS yang terkait dengan isu dan kebijakan tarif. Yaitu, Secretary of State, United States Trade Representative (USTR) dan Secretary of Commerce AS, serta Secretary of Treasury AS.
Airlangga menyatakan, respon cepat pemerintah Indonesia itu mendapatkan apresiasi dan respons yang juga cepat dan sangat positif dari pihak AS.
“Indonesia salah satu negara yang diterima lebih awal oleh pemerintah AS untuk bernegosiasi (soal tarif resiprokal tersebut),” kata Menteri Airlangga seperti dikutip keterangan tertulis Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Jum’at (18/4/2025).
Negosiasi dimulai Kamis (17/4/2025) waktu Washington DC, dengan delegasi Indonesia bertemu Ambassador Jamieson Greer (USTR) dan Howard Lutnick (Secretary of Commerce AS), dua menteri di AS yang langsung bertanggungjawab soal kebijakan tarif AS.
Baca juga: Terkait Tarif Resiprokal, Indonesia Minta Sowan, Amerika Langsung Kabulkan
Dalam pertemuan itu Indonesia berharap dikenakan tarif yang lebih rendah, dan menyampaikan tawaran kepada pemerintah AS untuk menciptakan perdagangan yang lebih adil dan berimbang (fair and square trade) antara kedua negara. Selama ini neraca perdagangan Indonesia-AS selalu surplus di pihak Indonesia yang AS mengenakan tarif impor 32 persen.
Tawaran Indonesia disampaikan dalam bentuk peningkatan pembelian energi, produk pertanian, dan engineering, procurement, construction (EPC) dari AS, serta mengoptimalkan kerja sama terkait critical minerals.
Delegasi Indonesia juga menekankan pentingnya penetapan tarif yang lebih rendah dibanding negara kompetitor, untuk produk ekspor utama Indonesia yang tidak akan bersaing dengan industri dalam negeri di AS.
Disampaikan juga rencana pemberian insentif dan fasilitas bagi perusahaan AS dan Indonesia untuk mendorong investasi, serta upaya memperlancar prosedur dan proses impor produk AS ke Indonesia, serta beberapa investasi strategis di AS dan Indonesia.
Selain itu, Pemerintah RI juga menyampaikan pentingnya memperkuat kerja sama dalam bidang pendidikan, pertahanan, sains, ekonomi digital, energi, dan financial services.
Akan dijajaki juga membuat kerangka kerja sama bilateral dalam bentuk strategic economic partnership, meliputi antara lain kemitraan perdagangan dan investasi, kemitraan terkait critical minerals, dan kemitraan koridor rantai pasok yang resilien.
Menurut Susiwijono Moegiarso, pihak AS merespons sangat positif penawaran dan permintaan Indonesia, dan bersedia menindaklanjutinya segera pada negosiasi di level teknis, dengan target menyelesaikan kerangka perjanjian dalam 60 hari.
“Pihak AS menyepakati isu kebijakan tarif dan kerja sama bilateral RI-AS akan dibahas dan diselesaikan dalam 60 hari ke depan,” ungkap Menko Airlangga.
Baca juga: Sejumlah Produk Termasuk Furniture Dikecualikan dari Tarif Resiprokal Trump
Selain soal tarif, Airlangga juga menyebut negosiasi juga membahas topik lain, termasuk regulasi tidak terkait tarif atau Non-Tariff Measures (NTM) yang selama ini menjadi kendala dalam perdagangan internasional.
Terkait negosiasi yang bisa alot atau lancar itu, delegasi Indonesia juga akan bertemu berbagai asosiasi usaha, lembaga dan pihak swasta, serta pihak lain di AS, yang diharapkan bisa membantu melakukan pendekatan kepada pemerintah AS sehingga negosiasi bisa diselesaikan sesuai target 60 hari ke depan.
Usai bertemu para pajabat AS, Menko Airlangga didampingi Thomas Djiwandono dan Mari Elka Pangestu melakukan konferensi pers daring dari Washington DC, tentang perkembangan terkini negosiasi perdagangan Indonesia-AS itu, dimoderatori Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto di Jakarta, Jumat (18/4/2025).
Menko Airlangga menyatakan, terkait negosiasi dengan AS itu, pemerintah mempersiapkan paket kebijakan ekonomi menyangkut perizinan impor, layanan perpajakan dan kepabenan, pengaturan kuota perdagangan, sistem keuangan dan perbankan, dan lain-lain sebagai tindak lanjut.