Jumat, September 5, 2025
HomeNewsEkonomiPenyaluran Kredit Turun, Uang Beredar Juga Berkurang

Penyaluran Kredit Turun, Uang Beredar Juga Berkurang

Bank Indonesia melaporkan pekan ini, jumlah uang beredar atau likuiditas perekonomian (M2) pada Maret 2025 mencapai Rp9.436,4 triliun. Tumbuh 6,1 persen secara tahunan (yoy) atau sedikit menurun dibanding pertumbuhan Februari 2025 yang sebesar 6,2 persen.

M2 adalah M1 ditambah uang kuasi dan surat berharga yang diterbitkan sistem moneter, dan dimiliki swasta domestik dengan sisa jangka waktu (tenor) sampai 1 tahun.

Sementara M1 adalah uang yang dipegang masyarakat/uang kartal (di luar bank umum dan BPR), termasuk tabungan yang bisa ditarik sewaktu-waktu dan giro rupiah. Sedangkan uang kuasi adalah simpanan berjangka (deposito) dan tabungan lain (rupiah dan valas) serta giro valas.

Perkembangan M2 Maret 2025 itu didorong pertumbuhan M1 (uang beredar sempit) dan uang kuasi. M1 dengan pangsa 55,9 persen dari M2 pada Maret 2025 mencapai Rp5.273 triliun, tumbuh menurun sebesar 7,1 persen (yoy) dibanding 7,4 persen (yoy) pada Februari 2025.

Perkembangan M1 itu terutama disebabkan perkembangan uang kartal yang beredar di luar bank umum dan BPR yang tercatat Rp1.088,9 triliun pada Maret 2025, tumbuh meningkat 14,2 persen (yoy) dibanding 10,7 persen (yoy) pada Februari 2025.

Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,1 persen terhadap M1 tercatat Rp2.430,3 triliun pada Maret 2025 atau tumbuh 6,5 persen (yoy) dibanding 6,1 persen pada Februari 2025.

Giro rupiah tercatat Rp1.53,8 triliun atau tumbuh 4,0 persen (yoy), anjlok dibanding pertumbuhan 7,4 persen (yoy) pada Februari 2025, yang mencerminkan mengendurnya aktivitas dunia usaha. Giro lazim dipakai dunia usaha untuk melakukan pembayaran.

Sementara uang kuasi dengan pangsa 43,0 persen dari M2 tercatat Rp4.056,6 triliun, tumbuh 3 persen (yoy) dibanding 2,8 persen (yoy) pada Februari 2025. Sementara tabungan lainnya dan giro valas masing-masing tumbuh 11,4 persen (yoy) dan 0,4 persen (yoy) dibanding Februari 4,4 persen dan minus 0,8 persen.

Baca juga: Februari Likuiditas Perekonomian Sedikit Meningkat

Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan M2 Maret 2025 adalah penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih, plus tagihan kepada pemerintah pusat.

Kredit di sini hanya dalam bentuk pinjaman. Tidak termasuk instrumen keuangan yang disamakan dengan pinjaman seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker’s acceptances), dan tagihan repo.

Sedangkan aktiva luar negeri bersih adalah selisih tagihan kepada bukan penduduk (entitas asing) dengan kewajiban kepada bukan penduduk.

Penyaluran kredit Maret 2025 tumbuh 8,7 persen (yoy), merosot dibanding 9,7 persen (yoy) pada Februari 29025. Aktiva luar negeri bersih, tumbuh 6 persen (yoy) dibanding 4,1 persen (yoy) pada Februari 2025.

Sementara tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat pada Maret 2025 terkontraksi atau minus 8,6 persen (yoy), meningkat dibanding kontraksi Februari 2025 sebesar minus 5,8 persen (yoy).

Tagihan bersih kepada pemerintah pusat, adalah selisih bersih antara tagihan (kredit) BI kepada pemerintah pusat dan kewajiban BI kepada pemerintah pusat (rekening pemerintah pusat di BI).

Semua angka di atas baik secara persentase maupun nominal, untuk periode Maret 2025 masih bersifat sementara. Biasanya saat dipublikasikan 1-2 bulan kemudian, angka yang fix sedikit berubah dari angka sementara tersebut.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini