Sabtu, September 6, 2025
HomeBerita PropertiPerhotelan Terdampak Efisiensi Anggaran Pemerintah, Ini Yang Dilakukan INPP

Perhotelan Terdampak Efisiensi Anggaran Pemerintah, Ini Yang Dilakukan INPP

Paparan sektor properti untuk periode tiga bulan pertama 2025 yang diterbitkan perusahaan riset dan konsultan properti Colliers Indonesia beberapa waktu lalu menyebut sektor perhotelan cukup terdampak efisiensi anggaran pemerintah.

“Sektor perhotelan telah menunjukkan situasi pemulihan pasca pandemi tapi kembali melambat karena efisiensi belanja pemerintah. Tekanan ini ditambah oleh situasi bisnis saat bulan Ramadan hingga Lebaran lalu sehingga permintaan dari segmen meeting, incentive, convention, exhibition (MICE) maupun menginap terus menurun,” ujar Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers Indonesia saat paparan beberapa waktu lalu.

Sektor perhotelan tanpa relaksasi ataupun stimulus dari pemerintah, jelas Ferry, akan terus menurun dan karena itu para pelaku bisnis hotel harus menerapkan berbagai strategi melalui event-event maupun sektor non-pemerintah.

Situasi ini sangat disadari oleh pengembang yang mengelola berbagai brand hotel. Salah satunya PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP/Paradise Indonesia) yang mengakui terkait penurunan kinerja hotel khususnya dari aktivitas governance.

Menurut Direktur-CFO Paradise Indonesia Surina, penurunan kinerja hotel dari aktivitas governance sudah sangat terasa dan untuk itu strategi yang diterapkan adalah dengan fokus pada aktivitas bisnis dan leisure disesuaikan dengan konsep, layanan, maupun lokasi hotel berada.

“Di Harris FX Sudirman misalnya, kami leih fokus pada aktivitas bisnis korporasi sementara untuk hotel-hotel kami di Bali fokusnya leisure. Jadi fokus ke governance juga memang kecil dengan porsi 15-20 persen dan selebihnya ke korporasi dan leisure,” katanya kepada housingestate.id.

Baca juga: Okupansi Hotel Di Koridor Sudirman Ini Salah Satunya Ditopang CFD

Untuk aktivitas MICE, Paradise Indonesia fokus pada event wedding dan corporate. Untuk itu, di Harris FX justru dilakukan ekspansi dengan menambah ruang untuk MICE. Selama ini di hotel yang berlokasi koridor bisnis Jenderal Sudirman itu kesulitan untuk penyelenggaraan wedding karena space yang terbatas bahkan untuk aktivitas meeting juga terbatas.

Lokasi Harris FX yang strategis di Jakarta Selatan dan menyatu antara hotel dan mal menjadi value lebih di kawasan. Untuk hotel di Bali, INPP memmiliki keberagaman untuk menampung seluruh aktivitas mulai korporasi, bisnis, budget review, dan lainnya. Begitu juga dengan hotel di Batam, Makassar, dan Yogyakarta. Seluruh segmen terus dioptimalkan untuk hasil kinerja yang lebih baik.

Bukan hanya fokus di sektor MICE, untuk room hingga food and beverage (F&B) juga disiapkan seperti fine dining, paket menginap, kuliner, hingga berbagai event khusus seperti saat Ramadan, valentine, aktivitas outdoor, program rantang, dan sebagainya. Jadi bila aktivitas MICE menurun maka hotel akan fokus pada room (menginap) ataupun F&B.

“Dengan berbagai strategi ini targetnya bisa menutup kekurangan dari porsi governance. Tergantung lokasi juga, mana yang kita bisa fokus di pasar itu akan kita belokkan ke yang lain apakah itu korporasi, room, F&B, atau lainnya. Intinya kami tidak terlalu khawatir karena ini hanya pengetatan governance, saat pandemi situasi jauh lebih buruk dan kita bisa tetap lewati,” pungkasnya.

Berita Terkait

Ekonomi

Berita Terkini