Dunia Usaha Melemah, Konsumen Kurang Optimis Melihat Prospek Ekonomi ke Depan

Survei Konsumen Bank Indonesia April 2025 yang dirilis akhir pekan ini (9/5/2025) mengindikasikan, keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini naik tipis. Namun, tidak demikian dengan persepsi mereka terhadap prospek ekonomi ke depan.
Menurut survei BI itu, optimisme konsumen memandang kondisi ekonomi enam bulan mendatang menurun. Terlihat dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) April 2025 sebesar 129,8, lebih rendah dibanding IEK Maret 2025 yang tercatat sebesar 131,7.
Penurunan terjadi, karena konsumen kurang pede memandang kondisi dunia usaha dan ketersediaan lapangan kerja. Tercermin dari Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU) April 2025 sebesar 123,5 dan 128,5, lebih rendah dibanding IEKLK dan IEKU Maret 2025 sebesar 125,9 dan 132,2.
Baca juga: Penghasilan Meningkat, Keyakinan Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi Saat Ini Naik Tipis
Kelompok berpendidikan akademi/diploma dan pascasarjana meningkat IEKLK-nya, lulusan SMA dan sarjana menurun. Penurunan IEKLK paling tajam terjadi pada lulusan SMA dari 123,2 menjadi 119,2.
Sedangkan IEKU hanya meningkat pada kaum menengah bawah dari 122,8 (Maret 2025) menjadi 124,0 (April 2025). Sementara 4 kelompok lain (kaum bawah, menengah, menengah atas, dan atas) menurun IEKU-nya. Kemerosotan persepsi terdalam terhadap kondisi dunia usaha ke depan, terjadi pada kaum atas (pengeluaran >Rp5 juta) dari IEKU 139,7 menjadi 130,4, dan kaum menengah atas dari IEKU 134,6 menjadi 127,6.
Kendati begitu, optimisme konsumen terhadap prospek penghasilannya ke depan masih naik walaupun tipis. Terlihat dari Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP) April 2025 sebesar 137,5 dibanding 137,0 pada Maret 2025.
Baca juga: Konsumen Kompak Bilang, Ekonomi Makin Tidak Baik-Baik Saja
Peningkatan optimisme terhadap prospek penghasilan ke depan terjadi pada kalangan bawah dan menengah bawah, masing-masing dari IEP 130,1 dan 124,9 menjadi 132,1 dan 131,6. Sementara kaum menengah, menengah atas, dan atas menurun ekspektasinya terhadap prospek penghasilan ke depan, dengan penurunan IEP paling tajam terjadi pada kaum menengah (pengeluaran Rp3,1-4 juta) dari 140,3 menjadi 136,3.